Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini yakni untuk menggambarkan pola konsumsi produk kecantikan  di kalangan mahasiswa  putri. Pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dimana data primer diperoleh dari observasi dan wawancara mendalam. Untuk menguji validias data digunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Sumber lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua dan teman sepermainan. Trianggulasi mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa adanya standar kecantikan dan keinginan untuk tampil cantik dengan memiliki kulit wajah yang putih dan bersih menjadi alasan mahasiswa UNS melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan. Hal tersebut membentuk pola konsumsi mahasiswa yang dapat dilihat dari intensitas mahasiswa membeli produk kecantikan dan frekuensi mengunjungi klinik kecantikan. Mahasiswa yang menganggap kecantikan  penting dalam hidupnya cenderung lebih konsumtif karena mereka akan berusaha untuk mengikuti perkembangan kecantikan yang sedang trend. Pola konsumsi ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor psikologis, kondisi ekonomi, media informasi. Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan pergaulan atau sepermainan. Faktor psikologis lebih dikarenakan kondisi jiwa mahasiswa yang masih labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Kondisi ekonomi terkait dengan kondisi ekonomi keluarga, semakin besar pendapatan orang tua maka uang saku yang diberikan semakin besar dan pola konsumsinya semakin tinggi. Selain itu media informasi iklan mendorong mahasiswa untuk bersikap agresif dalam mengkonsumsi produk kecantikan.