Curah hujan yang tidak menentu menyebabkan tingginya resiko kegagalan panen pada sawah tadah hujan, terutama kekeringan. Kekeringan merupakan tidak adanya ketersediaan air yang cukup untuk diperlukan tanaman tumbuh normal dan menyelesaikan siklushidupnya, akibatnya hasil panen menurun secara drastis. Identifikasi kadar lengas tanah dapat dilakukan sebagai peringatan dini untuk mencegah kekeringan dengan metode konvensional dan modern tetapi penggunaan metode konvensional akan membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Pemanfaatan penginderaan jauh seperti citra Planet scope sebagai teknologi pertanian modern dapat digunakan dalam memprediksi kadar lengas tanah untuk menghindari terjadinya kekeringan akibat gagal panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan citra satelit Planet scope dalam memprediksi kadar lengas tanah pada sawah tadah hujan di dataran tinggi (> 700 mdpl), dataran menengah (400-700 mdpl), dan dataran rendah (< 400>

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan metode purposive sampling berdasarkan overlay peta penggunaan lahan sawah tadah hujan, jenis tanah, ketinggian tanah, dan kemiringan lereng. Analisis statistik menggunakan metodekorelasi pearson yang bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independent pada digital number dengan kadar lengas aktual sebagai variabel dependen, regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui data yang mengalami multi kolinearitas, regresi bertatar atau stepwise digunakan sebagai model terbaik dalam mendapatkan nilai kadar lengas prediksi. Uji T digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil kadar lengas aktual dengan kadar lengas prediksi.

Hasil penelitian menunjukkan nilai akurasi citra Planet scope dalam memprediksikadar lengas tanah pada dataran tinggi, dataran menengah dan dataran rendah sebesar 0,8616atau86,16%; 0,8907 atau 89,07%; dan 0,95 atau 95%. Hasil tersebut menunjukkan akurasi citra Planetscope tinggi dalam memprediksi kadar lengas tanah pada sawah tadah hujan di toposekuen Gunung Lawu, Jawa Tengah.