×
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pandangan dunia pengarang dalam Novel Lampuki (2011) yang diciptakan oleh Arafat Nur sebagai bentuk kritik sosial terhadap masyarakat Aceh yang terpuruk akibat konflik GAM. Novel Lampuki (2011) menjadi sarana pengarang untuk menunjukkan keberpihakkannya dan menyampaikan pandangan dunianya. Analisis novel ini dilakukan dengan menggunakan strukturalisme genetik Lucien Goldmann dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) seperti apa struktur teks dan struktur sosial novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur? (2) seperti apa latar genetika sosiologis pengarang dalam novel Lampuki? (2011) karya Arafat Nur? (3) bagaimana homologi antara struktur teks dengan struktur sosial dalam novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur? dan (4) seperti apa pandangan dunia pengarang yang diekspresikan dalam novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur?
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui struktur teks dan struktur sosial novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur, (2) mengetahui latar genetika sosiologis pengarang dalam novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur, (3) mengetahui homologi antara struktur teks dengan struktur sosial dalam novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur, dan (4) mengetahui pandangan dunia pengarang yang diekspresikan dalam novel Lampuki (2011) karya Arafat Nur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode dialektika.
Simpulan penelitian ini adalah: (1) struktur teks novel Lampuki menunjukkan berbagai oposisi yang membawa gagasan humanisme (2) profesi Arafat Nur sebagai jurnalis berpengaruh terhadap proses kreatif penulisan karya-karyanya yang berkisah mengenai kondisi sosial masyarakat Aceh (3) kemunculan novel Lampuki dilatarbelakangi oleh kondisi sosial masyarakat Aceh pada masa pascakonflik (4) pandangan dunia yang muncul merupakan pandangan yang didasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan. Pandangan yang dibawa Arafat Nur mewakili kelompok sosial humanisme religius. Humanisme religius menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menghargai hak asasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pandangan dunia ini menunjukkan bahwa pengarang memperjuangkan misi-misi kemanusiaan melalui ajaran agama yang dianutnya.