Putri Dwi Jayanti. K6416044. KONSERVASI KEARIFAN LOKAL TARI DOLALAK SEBAGAI CIVIC CULTURE KABUPATEN PURWOREJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2021.

Penelitian ini merupakan konsep dan praktik Pendidikan Kewarganegaraan dalam lingkup budaya lokal warga Negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) penerapan konservasi tari Dolalak sebagai Civic culture baik pada masyarakat maupun pendidikan. 2) dukungan dan hambatan dalam konservasi kearifan lokal tari Dolalak sebagai Civic culture. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa observasi, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data berupa purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data menggunakan teknik triangulasi data dan teknik triangulasi dokumen. Teknik analisis data meliputi analisis data model interaktif, yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Dolalak sebagai kearifan lokal masyarakat Purworejo memuat civic culture didalamnya yakni meliputi: karakteristik kepribadian, tanggungjawab individual, disiplin diri, kepekaan terhadap masalah kewarganegaraan, keterbukaan, kompromi, toleransi atas keberagaman, kesabaran dan ketaatan, kasih sayang, kemurahan hati, dan prinsip kesetiaan pada bangsa dan segala tata tertib.  Penerapan konservasi tari Dolalak pada masyarakat dilakukan dengan mendata group-group kesenian dan memberi pengesahan sertifikat agar diakui dan diketahui warga sekitar, membangun sanggar tari di masing-masing kecamatan, membuat data pustaka atau dokumentasi, serta mengadakan pelatihan, festival, maupun lomba. Penerapan konservasi tari Dolalak pada pendidikan yakni, guru maupun siswa dipanggil ke diklat kemudian diperkenalkan atau diajari tari Dolalak. Konservasi tari Dolalak diperlukan karena apabila perkembangan zaman pelestarian Dolalak tidak diperhatikan lebih lanjut, maka dapat mengancam keberadaan Dolalak sebagai kesenian tradisi yang digadang-gadang sebagai ikon Kabupaten Purworejo. Peneliti menemukan hambatan mengenai penari yang menari hanya melalui pembelajaran yang diajarkan oleh para pelaku budaya baik di sekolah maupun di masyarakat tanpa adanya keinginan sendiri. Kemudian, ditemukan kebimbangan dalam menentukan penerus. Selanjutnya, penampilan tari Dolalak harus ada alasan terlebih dahulu untuk menarik perhatian siswa maupun kumpulan masyarakat. Dukungan yang telah dilakukan berupa, memberikan kesempatan pertunjukan di gedung budaya setiap malam minggu yang dihadiri perwakilan masing-masing kecamatan. Selain itu, DINPARBUD juga memberikan pembiayaan berupa alat kesenian, serta memperhatikan sanggar yang ada atau bahkan membangun sanggar.