Kepopuleran dari budaya pop Korea ditunjukkan dari pertumbuhan basis penggemar yang masif tanpa batasan usia dimana untuk industri dengan basis penggemar terbesar terletak di industri hiburan musik sehingga istilah dari penggunaan penggemar KPOP jauh lebih sering merujuk pada para penggemar musik pop (Kpopers) yang menempati suatu fandom. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi virtual dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipan, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Representasi identitas pada intinya menurut Hall berkaitan dengan penggunaan “bahasa” yang digunakan untuk mewakili suatu makna dimana terdapat pengaburan-pengaburan makna oleh suatu industri budaya dengan tujuan komersialisasi. Proses pengaburan makna oleh agensi sebagai produsen disini memproduksi idol KPOP sebagai main product yang mewakili agensi membawa nilai-nilai penting yang nantinya di adaptasi dan dikonsumsi oleh penggemar yang kemudian secara emosional loyalitas mereka sebagai penggemar dimainkan dan dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan yang dituju oleh Agensi sebagai perusahaan industri budayanya. Pada tiap-tiap main product memiliki konsep masing-masing sehingga setiap penggemar yang menjadi salah satu stan grup idol akan merasa istimewa dan eksklusif namun sejenak kita tarik ke belakang bahwa intinya sama yaitu KPOP musik ini hanya sebuah rasa “individualitas” yang dikembangkan oleh industri budaya sebagaimana yang telah disampaikan oleh Adorno dan Horkheimer.

Kata kunci : Budaya Populer, Idol Kpop, Identitas, Industri Budaya,  Representasi Identitas