Disahkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok ini memakan waktu yang cukup lama yaitu 7 tahun pasca instruksi PP 109 Tahun 2012. Selain itu sebagai Kota Layak Anak, Kota Surakarta juga diharuskan memiliki Perda KTR. Keberhasilan penetapan Perda tersebut dikarenakan adanya advokasi yang dilakukan oleh Forum Peduli Kawasan Tanpa Rokok (FPKTR). Penelitian ini akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan dalam advokasi kebijakan KTR di Kota Surakarta yang dilakukan oleh FPKTR.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan pengumpulan datanya melalui wawancara mendalam kepada informan yang telah dipilih melalui teknik purposive sampling dan studi dokumen. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara antara satu informan dengan informan lainnya.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan advokasi kebijakan KTR di Kota Surakarta yang dilakukan oleh FPKTR termasuk kedalam jenis proses politik dan birokrasi, serta proses sosialisasi dan mobilisasi. Kemudian, dari proses tersebut terdapat beberapa tahap yang dilakukan yaitu 1) Membentuk Lingkar Inti, hal ini ditunjukkan dengan dibentuknya FPKTR; 2) Memilih Isu Strategis, yaitu isu mengenai kebijakan KTR di Kota Surakarta; 3) Merancang Sasaran dan Strategi, sasarannya yaitu perubahan kebijakan dan strategi yang digunakan yaitu melalui pendekatan ke masyarakat dan mempengaruhi pembuat kebijakan; 4) Mengolah Data dan Mengemas Informasi, terdapat data monitoring KTR dan monitoring iklan, promosi dan sponsor rokok yang dikemas kedalam factsheet dan buku; 5) Menggalang Sekutu dan Pendukung, terdapat kegiatan menggalang sekutu dari LSM, organisasi dan media; 6) Mengajukan Rancangan Tanding, dalam hal ini tidak ada aksi penekanan melalui jalur hukum; 7) Mempengaruhi Pembuat Kebijakan, hal ini dilakukan dengan kegiatan audiensi dengan lembaga Eksekutif dan Legislatif; 8) Membentuk Pendapat Umum, terdapat kegiatan kampanye kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung; 9) Membangun Basis Gerakan, terdapat kegiatan pemberian pemahaman dan pelatihan oleh Yayasan Kakak; dan 10) Memantau dan Menilai Program, terdapat kegiatan penilaian dan pemantauan implementasi KTR di Kota Surakarta.