Penulis Utama : Rosyid Kholilur Rohman
NIM / NIP : T752002006
×

Di dalam praktek pekerjaan konstruksi, seringkali dijumpai bahwa panjang tulangan yang tersedia lebih pendek dari pada panjang yang diperlukan untuk penulangan elemen struktur beton. Situasi ini memaksa pelaksana konstruksi untuk melakukan penyambungan tulangan melalui metode panjang lewatan. Besarnya panjang lewatan harus diperhitungkan dengan cermat agar terjadi mekanisme transfer tegangan secara penuh. Panjang lewatan ini erat kaitannya dengan kebutuhan panjang penyaluran agar tulangan dapat mengembangkan kekuatan hingga mencapai batas lelehnya. Panjang penyaluran ditentukan oleh kuat lekat beton dalam mengikat tulangan.

Besarnya panjang sambungan lewatan minimal telah diatur dalam peraturan perancangan beton bertulang. Namun demikian formula yang dikembangkan pada peraturan tersebut diturunkan dari penelitian kuat lekat beton konvensional.  Peraturan belum mengakomodasi apabila beton yang digunakan adalah beton non-konvensional seperti high volume fly ash-self compacting concrete (HVFA-SCC). Kuat lekat merupakan sifat beton yang dipengaruhi oleh adhesi, friksi, dan mechanical interlock. Adhesi terbentuk saat semen dalam campuran beton mengalami reaksi hidrasi, mengeras, dan akhirnya mengikat agregat maupun tulangan. Perbedaan komposisi binder (cementitious material) pada beton non-konvensional dapat memberikan adhesi yang lebih baik atau tidak, tergantung dari ikatan yang terbentuk oleh binder tersebut. Sementara itu pengaruh friksi pada kekuatan lekat tergantung dari gesekan pada interface antara tulangan dan beton di sekelilingnya. Pada tulangan ulir, kuat lekat akan lebih baik dari pada tulangan polos karena adanya mechanical interlock antara bagian ulir dengan beton di sekeliling tulangan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sifat adhesi, friksi, dan mechanical interlock dari HVFA-SCC berbeda dibandingkan dengan beton konvensional. Konsekuensi dari temuan ini adalah kebutuhan panjang penyaluran maupun panjang lewatan harus dihitung dengan formula tersendiri, tidak bisa merujuk pada peraturan perancangan beton bertulang yang berbasis pada kuat lekat beton konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula yang dapat digunakan dalam menentukan kebutuhan panjang sambungan lewatan minimal pada sambungan tulangan yang tertanam pada HVFA- SCC. Penelitian ini dibatasi pada sambungan tulangan tarik yang menggunakan tulangan ulir. Diameter tulangan dan panjang lewatan menjadi variabel penelitian. Pengujian balok dengan sambungan lewatan (splice beam) dilakukan dengan 4 titik pembebanan. Sambungan lewatan ditempatkan pada daerah lentur murni, baik untuk yang menggunakan sengkang maupun tanpa sengkang. Balok beton bertulang tanpa sambungan lewatan digunakan sebagai kontrol. Kinerja sambungan lewatan akan diukur dari kriteria kekuatan, daktilitas, serta lendutan.

Hasil penelitian menunjukkan kuat lekat beton HVFA-SCC pada tulangan ulir lebih besar dari pada tulangan polos. Pada tulangan ulir kuat lekat nominal maksimum sebesar 12,09 Mpa, sedangkan pada tulangan polos 3,99 Mpa. Hal ini disebabkan terdapat mechanical interlock antara beton dan rib tulangan ulir.

Pola retak pada spesimen balok secara umum hampir sama. Retak pertama pada balok kontrol terjadi pada tengah bentang, sedang retak pada balok dengan sambungan lewatan (splice beam) mulai terbentuk pada ujung sambungan lewatan di daerah momen konstan. Seiring penambahan beban, retak meluas di luar daerah momen konstan. Retakan akan terus berlanjut hingga daerah tekan sehingga beton mengalami kerusakan. Kegagalan pada balok kontrol adalah flexural failure, kegagalan yang terjadi pada benda uji splice beam tanpa pengekangan adalah splitting failure, sedangkan pada benda uji splice beam dengan pengekangan kegagalan yang terjadi adalah slippage failure.

Pada pengujian splice beam, semakin besar panjang sambungan lewatan berpengaruh terhadap penurunan kuat lekat, sedangkan beban dan lendutan yang terjadi semakin besar. Indeks Kekuatan dan Indeks Daktilitas  juga meningkat seiring semakin bertambahnya panjang sambungan lewatan.

Pemasangan sengkang pada daerah momen konstan pada balok dengan sambungan lewatan berpengaruh terhadap peningkatan Indeks Kekuatan, Indeks Daktilitas, tegangan baja tulangan, dan kuat lekat antara beton dan baja tulangan.

Diameter tulangan, panjang lewatan dan pengekangan berpengaruh terhadap besarnya kuat lekat. Faktor tersebut mempengaruhi kebutuhan panjang sambungan lewatan pada tulangan tarik yang tertanam pada balok HVFA-SCC. Faktor lainnya yaitu tebal selimut beton, mutu beton, dan mutu baja.

Hubungan antara kuat lekat sebagai variabel terikat dengan variabel bebas ld/db dan c/db serta pengaruh pengekangan dapat dirumuskan dengan u/fc^0,5=9,64db/ls+0,306.c/db+0,002

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->Panjang penyaluran tulangan tarik yang tertanam pada balok HVFA-SCC adalah: <!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--> ld=(fy/(fc^0,5-38,56)/(1,22.((c+Ktr)/db)).db

Kuat lekat HVFA-SCC berbeda dengan beton normal, sehingga memerlukan formulasi tersendiri. Formulasi yang diajukan dalam penelitian ini lebih mendekati dengan hasil pengujian dibandingkan dengan formula Orangun dkk, Darwin dkk, Esfahani dan Kiyanoush, ACI 408R-03, dan ACI 318-19. Formula panjang penyaluran dalam ACI 318-19 kurang tepat untuk digunakan pada HVFA-SCC sehingga kurang efisien dari sisi biaya.

×
Penulis Utama : Rosyid Kholilur Rohman
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T752002006
Tahun : 2022
Judul : Panjang Sambungan Lewatan Tulangan Tarik Yang Tertanam Pada Balok High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Teknik - 2022
Program Studi : S-3 Teknik Sipil
Kolasi :
Sumber : UNS - Fak. Teknik, Teknik Sipil - T752002006 - 2022
Kata Kunci : HVFA-SCC, kuat lekat, sambungan lewatan
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0950061822023376
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Stefanus Adi Kristiawan, ST, MSc, PhD
2. Dr. Ir. Achmad Basuki, ST, MT
3. Dr. Eng. Halwan Alfisa Saifullah, ST, MT
Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Sri Tudjono, M.S
2. Prof. Dr. Ir. AM Ade Lisantono, M.Eng
3. Dr. Senot Sangadji, S.T., M.T
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Teknik
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.