Peningkatan jumlah kasus kematian akibat overdosis obat opioid sintesis di Amerika Serikat disebabkan oleh masuknya obat-obatan sintesis dari luar negeri, terutama dari Cina - yang mana merupakan negara yang memiliki industri farmasi besar. Kondisi sistem postal Amerika Serikat yang rentan, karena tidak memiliki persyaratan untuk menyediakan data-data lengkap untuk paket yang masuk, membuat para kriminal dengan mudahnya melancarkan aksi penyelundupannya. Kemudian, hal ini mengundang perhatian dari para pemangku kebijakan sampai pada organisasi atau koalisi masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, Kongres mengesahkan legislasi bipartisan yang dikenal sebagai STOP Act, yang menugaskan agensi federal untuk membantu penyediaan AED bagi seluruh paket yang masuk ke dalam negeri. Koalisi masyarakat, Americans for Securing All Packages (ASAP), juga turut berperan dalam upaya sekuritisasi ini. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini menelusuri lebih lanjut upaya ASAP dalam melakukan sekuritisasi dalam isu krisis opioid ini dalam batas waktu Juni 2018 sampai Januari 2021. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah melalui studi pustaka. Sumber data primer yang diperoleh berasal dari laman resmi ASAP dan laman resmi agensi federal Amerika Serikat, sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran artikel jurnal, buku, serta internet. Penelitian ini menemukan bahwa ASAP turut mengawal penegakan STOP Act, yang mana ditemukan terlambat ditegakkan oleh agensi federal. ASAP melalui perwakilannya mencoba mengangkat isu yang mereka temukan ini ke publik melalui speech act yang disampaikan dalam media. Hal ini dilakukan dengan memasukkan sebanyak 8 unsur klaim dalam speech act-nya di periode waktu Juni 2018 - Januari 2021. Selain itu, mereka membawa klaim lain berupa bahayanya fentanil dan produk-produk imitasi yang berasal dari Tiongkok dan masuk melalui celah sistem postal bagi keamanan sektor kesehatan dan ekonomi Amerika Serikat. Klaim yang coba dibawa tersebut merupakan sebuah bentuk dari konstruksi ancaman eksistensial dalam upaya sekuritisasi ini. Klaim tersebut diperkuat pula dengan beberapa peringatan yang menyiratkan konsekuensi politik yang lebih kuat. Selain itu, ASAP dalam speech act-nya juga meminta pemerintah untuk segera bertindak menangani isu yang dianggapnya sebagai ancaman eksistensial.