Perkembangan suatu kota modern tentunya tidak dapat memisahkan diri dari kota lama yang menjadi cikal bakal pertumbuhan kota. Kawasan historis di Kota Semarang, Kota Lama Semarang (Oudestaat) terbentuk pada abad ke-17 dan berisi peninggalan- peninggalan arsitektur kolonial di dalamnya yang menjadi bukti eksistensi pemerintahan kolonial Belanda pada masa lampau. Kota Lama Semarang memiliki berbagai permasalahan dari beberapa periode waktu yang terkait eksistensi, problema lingkungan, kepemilikan bangunan, dan upaya pelestarian. Kota Lama Semarang mengalami penurunan fungsi kawasan dari periode tahun 2008- 2015. Seiring berjalannya waktu, pengelolaan kawasan semakin meningkat ditandai dengan perubahan Kota Lama Semarang yang signifikan. Kawasan yang dulunya sempat menjadi kota mati kini berubah fungsi menjadi destinasi pariwisata yang diminati. Perubahan signifikan tersebut dapat dilihat secara spasial dari kondisi koridor jalan utama Kota Lama Semarang yaitu Jl. Letjend Soeprapto. Metode yang digunakan dalam penelitian berikut adalah metode kualitatf dengan pendekatan grounded theory. Penelitian berikut bertujuan untuk menemukan perubahan spasial pada koridor cagar budaya Jl. Letjend Soeprapto, Kota Lama Semarang.

Kata Kunci: kota lama, perubahan spasial, koridor jalan cagar budaya