Polusi sampah plastik di Indonesia menjadi isu yang paling serius untuk dihadapi dengan serangkaian tindakan nyata. Hal ini menuntut upaya dari semua lapisan masyarakat untuk berkontribusi terkait minimalisasi produksi sampah plastik. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi penumpukan sampah plastik ialah dengan adanya strategi perubahan perilaku. Perubahan perilaku merupakan strategi pertama dari 5 strategi dalam Rencana Aksi Nasional Sampah Plastik di Laut (2017-2025) (Kemenko Marves, 2020). Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti perubahan perilaku ramah lingkungan yang berhubungan dengan semakin banyaknya Eco-Bulk Store yang bermunculan di beberapa kota besar, salah satunya di Yogyakarta. Dalam kurun waktu 1 tahun, yakni dari tahun 2019 hingga 2020 akhir, jumlah Eco-Bulk Store kian bertambah di Yogyakarta, yakni berkisar 14 toko. Penulis juga menelaah konstruksi masyarakat mengenai Eco-Bulk Store yang bertumbuh subur di Yogyakarta, faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan perilaku ramah lingkungan, wujud budaya ramah lingkungan masyarakat Yogyakarta, serta hambatan dan tantangan dari berdirinya Eco-Bulk Store. Sebagai landasan teori dalam penelitian ini digunakan teori Behavioral Sosiologi milik B.F Skinner.  Melalui teori ini, penulis akan melihat hubungan stimulus-respon yang menimbulkan adanya perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Pada penelitian ini digunakan metode kualitatif fenomenologi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa adanya perubahan perilaku ramah lingkungan masyarakat Yogyakarta seiring dengan berkembangnya konsep toko ramah lingkungan baru yakni Eco-Bulk Store yang menjadi trend serta "wisata expericence" bagi masyarakat Yogyakarta. Faktor-faktor pendorong perubahan perilaku ramah lingkungan juga ditemukan baik dari internal, eksternal maupun demografis serta bentuk-bentuk Environmental Concern yang dimiliki masyarakat Yogyakarta.