×
Saat pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) terjadi pembatasan sosial yang mempengaruhi aktivitas fisik masyarakat. Mahasiswa kedokteran memiliki risiko inaktivitas fisik selama pandemi COVID-19 karena padatnya pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. Penelitian yang telah ada menunjukkan terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik antara laki-laki dan perempuan karena perbedaan motivasi dan kemampuan fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 pada mahasiswa kedokteran. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Responden penelitian adalah mahasiswa kedokteran tahun kedua dan ketiga di Universitas Sebelas Maret sebanyak 246 orang (73 laki-laki dan 173 perempuan). Mahasiswa yang mengalami keterbatasan aktivitas fisik, menggunakan alat bantu jalan dan gerak dieksklusi. Tingkat aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 diukur menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ-SF) dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji koefisien kontingensi. Hasil: Tingkat aktivitas fisik responden paling banyak adalah tingkat sedang sebanyak 104 responden (42,3%) dan paling sedikit adalah tingkat rendah sebanyak 65 responden (26,4%). Rerata MET mahasisiwa kedokteran adalah 3509 ± 3261,9 MET-menit/minggu (laki-laki) dan 2015,6 ± 2547,6 MET-menit/minggu (perempuan). Rerata waktu sedentari responden adalah 7,51 ± 3,54 jam/hari. Terdapat hubungan yang bermakna dan korelasi cukup kuat antara jenis kelamin dengan tingkat aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 pada mahasiswa kedokteran (p<0 C=0,265; Q=0,375).>