Seiring dengan kemajuan infrastruktur yang pesat munculah inovasi dalam pembuatan beton, salah satunya Self Compacting Concrete. Self Compacting Concrete adalah beton yang dapat memadat dan menggalir secara mandiri sehingga dapat mengisi rongga-rongga yang sulit dicapai oleh alat penggetar (vibrator). Fly ash merupakan abu dari sisa pembakaran batu bara dan dapat digunakan sebagai pengganti semen karena mengandung sifat kimia berupa silica dan alumina mencapai 80%. Penggunaan fly ash dalam beton dapat meningkatkan workability beton segar. Dalam penggunaannya fly ash dapat digunakan dalam jumlah kurang dari 50?ri berat binder atau lebih dari/sama dengen 50?ri berat binder  (High Volume Fly Ash Concrete). Penggunaan dalam jumlah yang besar ini juga sering dipadukan dengan beton SCC (HVFA-SCC) untuk mendapatkan keuntungan dari keduanya.
Penelitian ini mengkaji mengenai kuat lekat dari beton SCC, FAC dengan kadar fly ash 15 %, HVFAC dengan kadar fly ash 50%, dan HVFA-SCC dengan kadar fly ash 50% yang masing-masing berumur 28 hari, kemudian dibandingkan dengan beton normal umur 28 hari. Benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Jumlah benda uji masing-masing sebanyak 3 buah. Hasil yang didapatkan dari pengujian ini adalah load kuat lekat (slip 0,25mm), load maksimum dan displacement maksimum yang kemudia dapat memperoleh grafik hubungan load-displacement. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa penambahan fly ash dapat meningkatkan kuat lekat beton dibandingkan dengan beton normal. Kuat lekat pada HVFAC 50%, FAC 15%, HVFA-SCC 50%, SCC dan Beton Normal masing-masing sebesar 2,28 MPa, 2,05 MPa, 1,45 MPa, 1,35 MPa, dan 1,05 MPa.

Kata Kunci : fly ash, kuat lekat, workability