Pasca terjadinya perang dingin, perhatian mengenai lingkungan mengalami kenaikan pada berbagai studi Hubungan Internasional. Para pengamat hubungan internasional melihat adanya potensi konflik dalam aspek lingkungan khususnya seperti ketersediaan sumberdaya. Fokus isu yang semakin berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi politik membangun kesadaran akan ketidakadilan dan peran dari produksi serta perdagangan dalam membentuk polusi, penggunaan lahan serta ketersediaan sumber daya. Penelitian ini mencoba menganalisis dan mengkaji mengenai strategi pergerakan sosial dari Milieudefensie dalam gugatan kasus Pengadilan iklim terhadap perusahaan Royal Dutch Shell di Belanda 2018 sebagai respon atas permasalahan tersebut. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini berusaha mengkaji data dokumen yang bersifat intepretatif menggunakan data kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi atau studi dokumen. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh Milieudefensie dalam membangun gerakan sosial yaitu melalui kerjasama dan aktivisme publik. Hal ini dilihat melalui strategi media yang digunakan Milieudefensie dalam melakukan diplomasi publik untuk mengangkat permasalahan iklim sebagai pesan yang dibawa organisasi. Metode pemanfaatan media massa digunakan baik konvensional maupun digital untuk memberikan pembaruan informasi secara berkala dan agar tetap terhubung dengan publik.