Masa remaja awal merupakan masa perkembangan dimana individu dihadapkan dengan perubahan dan tuntutan kedewasaan secara cepat. Kegagalan individu untuk beradaptasi berpotensi memunculkan intensi untuk menyakiti diri. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi intensi menyakiti diri adalah pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter ayah dan ibu dengan intensi menyakiti diri pada siswa SMA.

Penelitian ini melibatkan 302 siswa SMA Batik 1 Surakarta dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Dua instrumen digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Intensi Menyakiti Diri yang terdiri dari 23 aitem (?=0,917) dan Skala Pola Asuh Otoriter yang terdiri dari 29 aitem (?Ayah=0,919 ; ?Ibu=0,882) yang dipisahkan antara skala ayah dengan ibu. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dan menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh otoriter ayah dan ibu dengan intensi menyakiti diri (Fayah=150,234 ; Fibu=178,534). Dibandingkan dengan ayah, pola asuh otoriter ibu memiliki nilai korelasi yang lebih tinggi dengan intensi menyakiti diri (rayah=0,578; ribu =0,611). Sumbangan efektif atau pengaruh pola asuh otoriter ayah terhadap intensi menyakiti diri adalah sebesar 33,4% sementara ibu sebesar 37,3% (R2ayah= 0,334; R2ibu=0,373).