Pada penelitian ini membahas dua permasalahan, yaitu 1) bagaimana suntingan teks pada naskah Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta yang bersih dari kesalahan menurut cara kerja penelitian filologi? 2) bagaimana bentuk fungsi berulang pada teks Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta ?. Tujuan pada penelitian ini adalah 1) menyajikan suntingan teks pada naskah Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta yang bersih dari kesalahan sesuai dengan langkah kerja penelitian filologi. 2) mengungkapkan bentuk fungsi berulang pada empat cerita di dalam teks Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta.
Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian library research (penelitian pustaka). Sumber data dalam penelitian ini adalah Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta (LS.14 W.65-04) koleksi Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Data dalam kajian filologis adalah teks Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta dan data pada kajian legenda adalah hasil suntingan teks yang telah bersih dari kesalahan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui tahap inventarisasi naskah, unduh file dengan mengirimkan surat permohonan penelitian, dan alih aksara. Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari dua komponen yaitu, 1) sajian data secara filologis yang meliputi deskripsi naskah, pertanggungjawaban alih aksara, kritik teks, suntingan teks dan aparat kritik, dan sinopsis. 2) kajian legenda dilakukan dengan mengungkap bentuk fungsi berulang dengan menggunakan teori struktur naratif Vladimir Propp.
Simpulan dari penelitian ini adalah, 1) kritik teks pada naskah Sêrat Astana ing Gadhingan (LS.14 W.65-04) koleksi Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia ditemukan adanya varian lakuna huruf (2),  lakuna suku kata (3), ditografi (1), dan hypercorrect (1). Pada bagian suntingan teks Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta yang disertai dengan aparat kritik merupakan bentuk teks yang telah bersih dari kesalahan sesuai dengan langkah kerja penelitian filologi. 2) terdapat bentuk fungsi berulang berupa, a) tiga bentuk fungsi berulang dengan tokoh berasal dari Keluarga Bangsawan atau Keraton, b) empat bentuk fungsi berulang dengan tokoh melakukan pengembaraan atau pencarian ilmu kesempurnaan, c) tiga bentuk fungsi berulaang dengan tokoh yang singgah di suatu tempat, d) empat bentuk berulang dengan tokoh yang melakukan babat alas atau mendirikan pemukiman, e) tiga bentuk fungsi berulang dengan tokoh yang memiliki nama lain, f) tiga bentuk fungsi berulang dengan nama tokoh mengadaptasi dari nama daerah, g) dua bentuk fungsi berulang dengan tokoh yang melakukan syiar agama Islam.

Kata kunci: Filologi, Legenda, Suntingan teks, Struktur naratif, Sêrat Kêmpalan Cariyosipun Astana-Astana ing Ngayogyakarta.