Penulis Utama : Ruben Abednego Sianturi
NIM / NIP : C0617051
×

Klan Dayak mungkin adalah klan yang paling pertama di Indonesia. Suku Dayak tersebar di seluruh pulau Kalimantan, tidak hanya di Indonesia. Tinggal di bagian dalam hutan membuat masyarakat Dayak menghargai dan mengamankan dusun dan elemen lingkungan biasa. Demikian pula Dayak dikenal sebagai suku yang sarat dengan informasi misterius melalui kerangka keyakinan dan upacaranya. Banyak kelompok etnis Dayak di dalam masih berpegang teguh pada kerangka keyakinan animisme dan dinamisme
Pengertian masalah dalam investigasi ini antara lain bagaimana latar belakang dan bentuk representasi upacara Naik Dango suku Dayak? Terlebih lagi, bagaimana implementasi bentuk rupa burung enggang di dalam upacara tersebut dan b agaimana makna dan nilai yg terkandung dalam simbolisasi burung enggang tersebut? Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman tentang ibadah tradisional Naik Dango suku Dayak di Kalimantan Barat, serta untuk mengetahui bagaimana bentuk penggambaran burung enggang, tujuan serta arti yang terkandung dalam upacara tersebut. Dalam memeriksa data yang diperlukan untuk eksplorasi ini, penulis menggunakan hipotesis hermeneutik yang dibuat oleh Gadamer. Hermeneutika sangat penting untuk pengalaman seluruh dunia, yang mengoperasionalkan pemahaman yang sebanding dengan terjemahan tulisan. Sedangkan strategi pemeriksaannya adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang berarti memahami keajaiban tentang apa yang mampu dilakukan oleh subjek penelitian seperti perilaku, wawasan, inspirasi, kegiatan, dan sebagainya secara komprehensif, dan melalui penggambaran sebagai kata-kata dan bahasa, dalam suasana luar biasa yang wajar dan dengan menggunakan aturan yang berbeda. strategi. Salah satu adat Dayak yang terkenal adalah upacara adat Naik Dango (bahasa Dayak Kanayatn) atau Dayak Gawai. Fungsi ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) atas limpahan rizki. Dalam rangkaian pengalamannya, Jubata turun sebagai enggang dan memberikan hadiah berupa padi kepada masyarakat Dayak. Selain memberikan makanan untuk pembangunan, rangkong juga menjamin orang Dayak dalam setiap peperangan. Oleh karena itu, suku Dayak memberikan pengakuan terhadap jiwa enggang pada acara Naik Dango. Hal ini dapat ditemukan pada beberapa komponen layanan yang memanfaatkan citra burung enggang. Masing-masing komponen tersebut memiliki arti penting bagi kelompok masyarakat Dayak, yang akan diteliti dalam pembahasan teori ini.
 
Kata kunci: Masyarakat Dayak, Naik Dango, burung enggang, simbol, Kalimantan.

 

×
Penulis Utama : Ruben Abednego Sianturi
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0617051
Tahun : 2021
Judul : Simbol dan Makna Burung Enggang dalam Upacara Adat Naik Dango Masyarakat Suku Dayak
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Seni Rupa dan Desain - 2021
Program Studi : S-1 Seni Rupa Murni
Kolasi :
Sumber : UNS-Fak. Seni Rupa dan Desain-C0617051
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Setyo Budi, M.Sn
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Seni Rupa dan Desain
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.