Salah satu upaya ulun Lappung untuk mempertahankan identitas budayanya di tengah proses marginalisasi yaitu melalui pewarisan budaya atau transmisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses transmisi vertikal piil pesenggighi sebagai bentuk dukungan dalam pembentukan identitas sosial yang secara kontekstual terjadi dikehidupan sehari-hari.
Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus yang dilakukan pada tiga keluarga suku Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara: (1) survey melalui kuesioner terbuka pada komunitas pemuda suku Lampung guna mengetahui pandangan anak tentang piil pesenggighi secara umum; (2) wawancara untuk penggalian data lebih mendalam pada subjek dan orang tua mengenai proses transmisi, serta (3) observasi untuk mengamati penerapan piil pesenggighi di kehidupan sehari-hari. Analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga tahap, yakni: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan proses transmisi piil pesenggighi dari orang tua kepada anak dilakukan dalam bentuk enkulturasi dan sosialisasi. Transmisi tersebut tampak dari praktek pengasuhan serta substansi yang berisi cara berperilaku sesuai ketentuan adat serta penerapan unsur-unsur piil pesenggighi. Proses transmisi tersebut dapat memberikan dukungan dalam pembentukan identitas sosial yang secara khas dimiliki oleh ulun Lappung, seperti rasa hormat yang tinggi terhadap adat serta sikap yang tegas dan berani. Selain keluarga yang merupakan entitas sosial terdekat bagi seorang anak, maka transmisi yang dilakukan oleh lingkungan juga berperan dalam proses pembentukan identitas sosial pada anak

Kata Kunci: Ulun Lappung, Transmisi Nilai, Piil Pesenggighi,
Identitas sosial