Perkembangan teknologi saat ini yang berkembang pesat mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. salah satu perkembangan teknologi dalam dunia otomotif adalah elektrifikasi kendaraan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak yaitu polusi udara. Pemerintah Indonesia telah membuat regulasi untuk kendaraan listrik, yang menunjukkan bahwa Indonesia akan memasuki era kendaraan listrik. Untuk mendukung regulasi tersebut, diperlukan perencanaan pembangunan fasilitas penunjang kendaraan listrik, yaitu charging station. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi fasilitas dan distribusi alokasi dengan meminimalkan biaya investasi dan jarak tempuh serta dapat mencakup semua permintaan, serta menganalisis kelayakan investasi.  Penelitian ini mengembangkan model mixed integer linear programming (MILP) yang dapat menentukan keputusan jumlah dan pembangunan lokasi fasilitas charging station, serta  jumlah alokasi yang dilayani. Pengolahan data menggunakan software LINGO 18.0. Berdasarkan perhitungan diperoleh 29 lokasi pasar dan 1 mall sebagai lokasi charging station dan jumlah minimal subsidi yang diberikan oleh pemerintah kota adalah 50% pada alat CS untuk lokasi pasar tradisional dan 75% pada alat CS untuk lokasi mall. Penelitian berhasil mengembangkan model sistem distribusi supply chain network bagi pemangku kepentingan. Bagi investor (Solo Technopark), model ini dapat menjadi acuan dalam penentuan keputusan investasi pendirian fasilitas charging station. Bagi Pemerintah Kota Surakarta, model ini dapat digunakan sebagai evaluasi kebijakan pemberian subsidi untuk menarik investor dalam pembangunan fasilitas charging station. Bagi konsumen (pengguna e-trike), dengan adanya biaya dan jarak yang optimal dapat memudahkan konsumen untuk mengakses fasilitas charging station yang akan dibangun.

Kata Kunci : Charging Station, e-Trike, MILP, Model Lokasi dan Alokasi, Jaringan Rantai Pasok, Kelayakan Investasi