<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN JA AR-SA </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]-->Penggunaan enzim meningkat setiap tahunnya. Enzim selulase merupakan salah satu enzim yang paling banyak digunakan dalam bidang industri, meskipun penggunaannya dalam negeri masih belum maksimal. Salah satu mikroorganisme asal Indonesia yang berpotensi menghasilkan enzim selulase adalah fungi Thielaviopsis ethacetica SLL10 asal daun salak. Enzim selulase dari fungi ini masih perlu dilakukan karakterisasi untuk memaksimalkan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu, pH dan kofaktor yang optimum terhadap aktivitas enzim selulase yang dihasilkan fungi Thielaviopsis ethacetica SLL10. Karakterisasi enzim dilakukan dengan menguji aktivitas enzim pada variasi kofaktor ion logam (Ca2+, Mg2+, K+, Na+, Hg2+ dan EDTA), suhu (30, 35, 40, 45 dan 50)oC, pH (4.5; 5,0; 5,5; 6,0; 6,5 dan 7,0) serta variasi konsentrasi substrat CMC (0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1,0%; 1,1%; 1,2%; 1,3%; 1,4% dan 1,5%). Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil pengukuran aktivitas enzim (U/ml) dianalisis secara deskriptif pada setiap perlakuan. Pengukuran aktivitas selulase dilakukan secara kuantitatif dengan mengukur kadar gula reduksi menggunakan metode DNS.