Latar Belakang : Overweight merupakan masalah kesehatan yang kerap menimbulkan masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan pada penderitanya, selain itu juga menyebabkan gangguan psikologi saat makan seperti emotional eating. Emotional eating di sebabkan oleh banyak faktor diantaranya asupan gizi yang tidak terpenuhi, tingkat stres pada remaja dan juga pola hidup yang tidak baik seperti kualitas tidur dan aktivitas fisik yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan baik secara partial maupun simultan antara asupan zat gizi, tingkat stres dan kualitas tidur dengan emotional eating yang terjadi pada remaja overweight.
Metode : Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja overweight di kota Surakarta adapun subjek dalam penelitian ini adalah 115 remaja overweight berusia 15-18 tahun di Kota Surakarta, diambil dengan purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Asupan zat gizi diambil dengan cara food recall 2x24 jam pada hari yang tidak berurutan. Data tingkat stress diambil melalui kuisioner Depression Anxiety Stres Scales (DASS 42) (Cronbach’s Alfa  pada uji reliabilitas sebesar 0,952), data kualitas tidur dengan kuisoner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (Cronbach’s Alfa   pada uji reliabilitas sebesar 0,63), dan emotional eating diambil dengan wawancara melalui kuisioner EADES (Eating and Appraisal Due to Emotions and Stres) (Cronbach’s Alfa  pada uji reliabilitas 0,949). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji chi square untuk uji hubungan dan uji regresi logistic untuk mengetahui pengaruh tiap variabel.
Hasil : Terdapat hubungan negatif antara asupan protein dengan emotional eating pada remaja overweight (p= 0,013; OR = 0,171). Tidak terdapat hubungan signifikan antara asupan karbohidrat (p = 0,617) dan Lemak (p = 0,869) dengan emotional eating. Terdapat hubungan negatif antara asupan tryptophan dengan emotional eating pada remaja overweight ( p = 0,010 ; OR = 0,268), tidak terdapat hubungan asupan B3 ( p=0,633 ) dan Mg ( p= 0,331) dengan emotional eating. Terdapat hubungan positif antara  tingkat  stres  dengan  emotional  eating  pada remaja  overweight  (p=
0,001; OR= 1, 957). Tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan emotional eating  pada  remaja  overweight  (p  =  0,089).  Variabel  yang  paling  berpengaruh terhadap  emotional eating pada remaja overweight adalah  tingkat stres  (p =0,001; OR. 1,957 dengan nilai R square : 0,285.
Kesimpulan : Terdapat hubungan negatif anatara asupan protein dengan emotional eating   pada   remaja   overweight,   semakin   tinggi   asupan   protein   maka   akan menurunkan resiko emotional eating sebesar 0,171 kali. Namun, tidak terdapat hubungan signifikan antara asupan karbohidrat  dan Lemak dengan emotional eating. Terdapat hubungan negatif  anatara asupan tryptophan dengan emotional eating pada remaja overweight, semakin tinggi asupan tryptophan maka akan menurunkan resiko emotional eating sebesar 0,268 kali. Namun, tidak terdapat hubungan asupan B3 dan Mg dengan emotional eating. Terdapat hubungan positif antara tingkat stres dengan emotional eating pada remaja overweight, semakin tinggi tingkat stres maka meningkatkan resiko terjadinya emotional eating sebesar 1,957 kali.Tidak terdapat hubungan  antara kualitas tidur dengan  emotional eating pada remaja  overweight. Variabel  yang  paling  berpengaruh     terhadap     emotional  eating  pada  remaja overweight adalah  tingkat stress. Adapun variabel asupan zat gizi makro dan mikro, tingkat stress dan kualitas tidur secara bersama-sama mempengaruhi emotional eating sebesar 28,5%..

Kata kunci : Asupan zat gizi, Tingkat stres, Kualitas tidur, Emotional eating