Dalam proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani adaptif di SMPLB-C Kabupaten Boyolali, ditemukan beberapa kendala, mulai dari guru pendidikan jasmani berlatar belakang pendidikan luar biasa daripada berlatar belakang pendidikan jasmani. Guru tidak bisa memperhatikan siswa, guru secara keseluruhan juga memperhatikan aspek pelaksanaan pembelajaran, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran, generalisasi pendidikan jasmani untuk berbagai jenis disabilitas, dan kurangnya siswa aktif mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan jasmani adaptif di SMPLB-C Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam survei ini adalah deskriptif, dan metode survei yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, survei, dan survei dokumenter. Metode pencarian yang digunakan peneliti adalah dengan mengikut sertakan semua subjek penelitian sebagai responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan divalidasi menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani adaptif di SMPLB-C Kabupaten Boyolali tahun 2021 tidak didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, perlu mengkaji dan meningkatkan kebijakan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi siswa tuna grahita. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa Proses pembelajaran pendidikan jasmani anak tuna grahita SMPLB-C Kabupaten Boyolali berjalan dengan sangat baik. Dalam pembelajaran faktor tujuan pendidikan jasmani anak tuna grahita telah mencapai tingkatan sangat baik sebesar 75,0%, faktor materi pembelajaran anak tuna grahita dikategorikan baik sebesar 81,0%, faktor strategi pembelajaran menunjukkan keadaan yang baik sebesar 77,0%, faktor kompetensi guru menunjukan bahwa guru yang mengajar penjas adaptif untuk anak tuna grahita SMPLB-C Kabupaten Boyolali mempunyai kompetensi yang baik sebesar 69,4%, faktor prasarana dan sarana penjas menunjukan keadaan yang baik sebesar 73,0%, faktor evaluasi penjas adaptif dilaksanakan dengan baik sebesar 100%.