Penulis Utama : Dina Widya Safitri
NIM / NIP : M0418016
×

Capung merupakan salah satu serangga yang berperan sebagai bioindikator kualitas lingkungan terutama perairan serta sebagai predator. Terdapat dua subordo capung, yaitu Anisoptera (capung biasa) dan Zygoptera (capung jarum). Heliocypha fenestrata adalah salah satu jenis capung endemik Jawa-Bali yang masuk ke dalam subordo Zygoptera. Salah satu lokasi yang menjadi habitat bagi capung tersebut adalah Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo, Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui habitat dan perilaku capung Heliocypha fenestrata serta data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan upaya konservasi agar kelestarian dari spesies tersebut tetap terjaga di habitatnya.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2022 di area sekitar Sungai Bamban dengan pembagian lokasi berdasarkan pemanfaatannya, yaitu area ladang dan area hutan campuran. Data yang diambil antara lain perilaku capung menggunakan metode scan sampling dan focal animal sampling. Jumlah sampel capung yang diamati sebanyak 3 individu pada masing-masing lokasi dengan 3 kali pengulangan. Pengukuran faktor abiotik dilakukan, meliputi suhu air, suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan pH air, serta pengamatan kondisi habitat meliputi tipe perairan dan vegetasi di sekitar perairan. Data perilaku capung dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hubungan perilaku terbang capung dianalisis dengan analisis koefisien korelasi Pearson dan hubungan pemilihan habitat bertelur capung dianalisis menggunakan analisis komponen utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa capung Heliocypha fenestrata mempunyai karakter habitat berupa aliran sungai yang berbatu-batu dan terdapat vegetasi di sekitarnya. Perilaku capung didominasi oleh perilaku hinggap, dengan persentase sebesar 95,4% di area ladang dan 98,6% di area hutan campuran. Perilaku terbang didominasi oleh terbang berpindah. Terdapat korelasi kuat antara suhu udara dengan perilaku terbang, sedangkan intensitas cahaya berkorelasi sedang. Habitat bertelur dipengaruhi oleh suhu air, suhu udara, pH air, intensitas cahaya, dan kelembaban udara. Seluruh variabel kondisi lingkungan berkorelasi positif terhadap terjadinya peletakan telur. Capung Heliocypha fenestrata bertelur dengan penjagaan tanpa kontak oleh individu jantan. Peletakan telur dilakukan di permukaan air pada substrat berupa seresah tumbuhan.

×
Penulis Utama : Dina Widya Safitri
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : M0418016
Tahun : 2022
Judul : Habitat dan Perilaku Capung Heliocypha fenestrata (Burmeister, 1839) Di Aliran Sungai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Gunung Bromo Karanganyar Jawa Tengah
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. MIPA - 2022
Program Studi : S-1 Biologi
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : habitat; Heliocypha fenestrata; KHDTK Gunung Bromo; dan perilaku
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Tetri Widiyani, M.Si.
2. Dr. Ike Nurjuita Nayasilana, S.Si., M.Si.
Penguji : 1. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si.
2. Dr. Edwi Mahajoeno, M.Si.
Catatan Umum : tidak ada DOI
Fakultas : Fak. MIPA
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.