Komposit sandwich pada prinsipnya terdiri dari dua skin dengan core yang berada diantaranya. Penggunaan core yang ringan akan menghasilkan komposit bersifat kuat, ringan, dan kaku. Salah satu material yang dapat dijadikan matrik pada core komposit yaitu polyurethane. Polyurethane memiliki karakteristik densitas rendah dan mampu diaplikasikan sampai suhu 135 C serta memiliki ketahanan dan ketangguhan yang baik. Styrofoam memiliki karakteristik bersifat inert, densitas rendah, tahan terhadap reaksi kimia, dan ramah lingkungan. Komposit ini diharapkan dapat menjadi material baru yang dapat diaplikasikan pada bidang konstruksi bangunan dengan aspek yang lebih aman dan nyaman. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui kekuatan serta fenomena mekanik dari core polyurethane. Pengujian yang dilakukan yaitu uji bending, tekan, dan impak dengan variasi fraksi volume (50, 60, dan 70%), ketebalan (50, 75, dan 100 mm), serta penambahan geogrid (1, 3, dan 5 lapis). Pada variasi fraksi volume dihasilkan fraksi volume 50% menjadi yang terbaik dengan nilai kekuatan bending, kekuatan tekan flatwise, kekuatan tekan edgewise, dan kekuatan impak secara berturut-turut yaitu 488.25 kPa, 805.16 kPa, 124.66 kPa, dan 12.37 kJ/mm?2;. Pada variasi ketebalan dihasilkan ketebalan 50 mm menjadi yang terbaik dengan nilai kekuatan bending, kekuatan tekan flatwise, kekuatan tekan edgewise, dan kekuatan impak secara berturut-turut yaitu 215.43 kPa, 147.7 kPa, 96.7 kPa, dan 1.58 kJ/mm?2;. Pada variasi geogrid dihasilkan lapisan 5 geogrid menjadi yang terbaik dengan nilai kekuatan bending, kekuatan tekan flatwise, kekuatan tekan edgewise, dan kekuatan impak secara berturut-turut yaitu 559.98 kPa, 423.02 kPa, 378.25 kPa, dan 2.1 kJ/mm?2;.