Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kebijakan Pemerintah Yordania tahun 2012-2016 akibat dari datangnya pengungsi Suriah ke Yordania, (2) Mendeskripsikan hegemoni dalam kebijakan Pemerintah Yordania terhadap kondisi pengungsi Suriah tahun 2012-2016, dan (3) Mendeskripsikan dampak hegemoni dalam kebijakan tahun 2012-2016 terhadap Pemerintah Yordania.

            Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber kepustakaan yang mendukung penelitian, kemudian dibaca serta dicatat yang sesuai dengan penelitian. Data tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan teori hegemoni kebudayaan oleh Antonio Gramsci.

            Hasil penelitian yang dapat disimpulkan yakni: (1) arus pengungsi Suriah menyebabkan hegemoni kebijakan Pemerintah Yordania terhadap pengungsi Suriah tahun 2012-2016 yang merupakan fase kebijakan pembatasan (2) hegemoni dalam kebijakan Pemerintah Yordania lebih berdampak negatif terhadap kondisi pengungsi Suriah di Yordania tahun 2012-2016 (3) dampak hegemoni dalam kebijakan tahun 2012-2016 terhadap Pemerintah Yordania, yaitu dalam ranah politik mengakibatkan tidak stabilnya Pemerintah Yordania yang berusaha bertahan dengan hegemoni dalam kebijakan yang ternyata hanya menambah kerentanan dan ketegangan. Selain itu, juga terdapat dampak positif yakni Yordania terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB; dalam hal ekonomi dan mata pencaharian pun berdampak negatif yang membuat pengungsi Suriah kesulitan untuk mengakses pekerjaan, sedangkan dampak positifnya Pemerintah Yordania menerima bantuan donor dari negara-negara luar dan bantuan pembangunan infrastruktur; selain itu, dampak yang dirasakan juga pada konsumsi air yang menambah defisit pada pemakaiannya ditambah dengan adanya pengungsi Suriah, serta pada sektor pendidikan berdampak negatif dengan masuknya pengungsi Suriah di Yordania yakni dimana tingkat putus sekolah yang tinggi disebabkan karena adanya intimidasi, diskriminasi, kekerasan di sekolah, dan tuntutan untuk bekerja.