Keberadaan kelembagaan atau kelompok usaha memiliki peran penting dalam pengembangan dan peningkatan nilai jual hasil produk pertanian yang juga merupakan keunggulan lokal suatu wilayah. Peran pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan dan perkembangan kelompok usaha ternyata dibutuhkan oleh masyarakat. Tim Bina Desa HM Pelita dalam pemberdayaan Kelompok Usaha Pengolahan Jamur (KUPJ) Gondangmanis ini menghasilkan kondisi yang berbeda antara kedua kelompok produksi Dusun Jikut dan Dusun Kumpul. Pada tahap pemandirian kelompok, kondisi kelompok produksi Dusun Jikut memilih menghentikan sementara kegiatan kelompoknya, sedangkan kelompok produksi Dusun Kumpul terus melaksanakan seluruh kegiatan kelompoknya. Perkembangan dan hambatan yang terjadi pada KUPJ Gondangmanis ini tidak lepas dari peran anggota sebagai pelaku kedinamikaan dalam kelompok.  Aspek dan unsur dinamika kelompok merupakan pondasi pelaksanaan suatu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis proses pemberdayaan kelompok KUPJ Gondangmanis. 2) Menganalisis aspek dinamika kelompok yang ada pada kelompok KUPJ Gondangmanis, dan 3) Menganalisis unsur dinamika kelompok yang ada pada kelompok KUPJ Gondangmanis.

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara purposive di Desa Gondangmanis, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Penentuan informan menggunakan snowball sampling dan purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, in depth interview serta dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif Miles and Huberman dan dengan triangulasi sumber untuk validitas data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pemberdayaan kelompok KUPJ Gondangmanis oleh Tim Bina Desa HM Pelita dilaksanakan pada tahun 2020 hingga 2021 melalui empat tahap pemberdayaan yaitu ditahap petama memilih Desa Gondangmanis yang memiliki potensi jamur tiram, tahap kedua yaitu sosialisasi pemberdayaan kepada pihak Desa Gondangmanis, tahap ke tiga yaitu proses pemberdayaan pada kelompok KUPJ Gondangmanis, dan yang terakhir tahap ke empat yaitu tahap pemandirian dengan pemberian bantuan alat dan jaringan pemasaran. 2) Hasil analisis aspek dinamika kelompok KUPJ Gondangmanis menunjukkan bahwa kelompok produksi Dusun Kumpul lebih dinamis dibandingkan dengan kelompok produksi Dusun Jikut, hal tersebut karena kelompok produksi Dusun Kumpul memiliki komunikasi kelompok yang aktif dan kohesi kelompok yang kuat. 3) Hasil analisis unsur-unsur dinamika kelompok KUPJ Gondangmanis menunjukkan bahwa kelompok produksi Dusun Kumpul dinamis dibandingkan dengan Dusun Jikut, hal tersebut karena anggota kelompok produksi Dusun Kumpul memahami peranannya sesuai dengan unsur-unsur pembentuk dinamika kelompok dibandingkan dengan kelompok produksi Dusun Jikut yang kurang memahami perannya dan terdapat keengganan dalam keberlanjutan kelompok.