×
Latar Belakang: Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sering mendapatkan penolakan dari masyarakat akibat stigma negatif yang dimiliki ODHA. Hal tersebut menimbulkan ketakutan untuk mengungkapkan status HIV yang dimiliki yang akan berpengaruh terhadap kesehatan mental yaitu depresi. Salah satu pencegahan pada depresi yaitu dengan melakukan self-disclosure. Self-disclosure pada ODHA adalah keputusan pribadi seseorang untuk terbuka mengenai status HIV kepada orang lain atau orang yang mereka pilih. Orang yang melakukan self-disclosure cenderung untuk mendapatkan dukungan emosional dari orang lain sehingga mengurangi risiko depresi pada ODHA. Penelitian mengenai hubungan self-disclosure dan tingkat depresi pada ODHA sampai saat ini masih terbatas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional yang dilaksanakan pada 4 Juli 2022 di KDS Solo Plus. Subjek penelitian yang masuk dalam kriteria inklusi adalah 55 ODHA. Sampel diambil dengan teknik probability sampling jenis simple random sampling. Variabel terikat adalah tingkat depresi dan variabel bebas adalah self-disclosure. Sampel ODHA terpilih mengisi kuesioner Skala Self-Disclosure dan BDI-II versi Bahasa Indonesia, kemudian digunakan berturut-turut sebagai data self-disclosure dan tingkat depresi. Data kemudian diolah menggunakan software SPSS versi 26 dan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil: Terdapat korelasi yang signifikan dengan arah korelasi negatif antara self-disclosure dengan tingkat depresi pada ODHA di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Solo Plus.
Simpulan: Terdapat hubungan self-disclosure dengan tingkat depresi pada ODHA di KDS Solo Plus