Skripsi ini berawal dari ketertarikan penulis akan pelaksanaan Program KOTAKU-DFAT di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. KOTAKU-DFAT merupakan salah satu bentuk kolaborasi dalam upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan pada Program KOTAKU. KOTAKU-DFAT mendukung pengembangan inovasi melalui percontohan/pilot penanganan kumuh secara tematik untuk lokasi kumuh dengan tantangan urbanisasi serta mengalami krisis lingkungan/ekologis akibat pembangunan. Pada dasarnya, Program KOTAKU merupakan sebuah pembangunan tengah-tengah masyarakat Kelurahan Semanggi dan dapat membantu mengurangi kekumuhan dan menjawab permasalahan yang ada di masyarakat. Penelitian ini berfokus untuk melihat bagaimana peran aktor-aktor dalam pelaksanaan pembangunan Program KOTAKU.

Aspek komunikasi yang diteliti adalah proses komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan Program KOTAKU dengan penekanan fokus kajian pada komunikator dan komunikan. Tujuan penelitian ini yakni mengetahui dan menganalisa bagaimana peran aktor-aktor dalam komunikasi partisipatif Program KOTAKU di Kelurahan Semanggi mengacu pada Teori Komunikasi Partisipatif.

Metodologi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan data primer berasal dari wawancara dan data sekunder berasal dari dokumen-dokumen yang menunjang penelitian ini. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan analisis data dilakukan dengan teknik analisis interaktif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan terpilih 9 informan yang dianggap mengetahui dan memahami pelaksanaan Program KOTAKU.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor-aktor yang terlibat dalam pelaksanaan Program KOTAKU diantaranya, KOTAKU Surakarta sebagai koordinator tingkat kota berperan dalam perencanaan dan pengawasan dengan membuat berbagai program kerja serta berintegrasi dengan berbagai pihak untuk mendukung penataan kawasan kumuh. Kemudian tokoh masyarakat berperan sebagai penghubung interaksi antara pihak KOTAKU Surakarta dengan masyarakat Kelurahan Semanggi. Aktor terakhir yaitu masyarakat Kelurahan Semanggi turut berperan sebagai Masyarakat Penerima Manfaat yang mendukung pelaksanaan dan berpartisipasi dalam pemanfaatan hasil Program KOTAKU. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bentuk komunikasi partisipatif heteroglossia, dialogisme, polifoni, dan karnaval ditemukan dalam pelaksanaan Program KOTAKU di Kelurahan Semanggi.