Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar IPS dan
upaya penanganan pada peserta didik kelas V SD Negeri Mangkubumen Kidul.
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan
dalam penelitian ini adalah studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 11 peserta didik
dengan acuan yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis studi dokumen, observasi,
wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model
analisis interaktif Miles-Huberman. Kegiatan dalam analisis data ini meliputi
pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukan 11 peserta didik mendapatkan nilai di bawah KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Peserta didik mengalami kesulitan pada
pemahaman konsep materi menyebutkan hasil usaha dari beberapa bidang,
menjelaskan aktivitas ekonomi di beberapa wilayah, menyebutkan salah satu isi
perjanjian terkait kemerdekaan Indonesia, menyebutkan tanggal pelaksanaan salah
satu perjanjian terkait kemerdekaan Indonesia, menyebutkan nama tokoh yang
berperan dalam kemerdekaan Indonesia, menjelaskan mengenai cara untuk mengisi
kemerdekaan dengan hal positif, membedakan pengertian pelaku/kegiatan
ekonomi. Berdasarkan analisis data faktor yang penyebab kesulitan belajar IPS
karena peserta didik malas membaca materi sehingga mudah lupa yang berdampak
pada ketidakpahaman, keterbatasan waktu pembelajaran IPS akibat adanya dampak
pandemi Covid-19 sehingga materi tidak tersampaikan secara maksimal, kurangnya
penggunaan media, metode tidak bervariasi dan kurangnya pendampingan orang
tua. Upaya guru adalah memberikan perhatian khusus dan penjelasan ulang materi
kepada peserta didik yang belum memahami materi, memberikan motivasi, dan
menggunakan media dan metode bervariasi agar pembelajaran tersampaikan
dengan maksimal. Upaya orang tua adalah mendampingi belajar, mengingatkan
anak untuk belajar, memberikan fasilitas berupa sumber belajar lain selain buku
dari sekolah, serta mendatangkan guru les atau mengikutkan anak ke sebuah
bimbingan belajar bagi yang mampu secara finansial. Upaya peserta didik adalah
bertanya materi ke guru, orang tua, saudara, dan guru les, mencari materi di sumber
lain.