ABSTRAK
Kurnia Maudina Yuniati. K4218035. INTEGRASI NILAI-NILAI TRADISI TEDHAK SITEN PADA MASYARAKAT DONDONG SEBAGAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI SMP. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosesi pelaksanaan tradisi Tedhak Siten di Desa Dondong, (2) mengungkapkan makna pelaksanaan tradisi Tedhak Siten bagi masyarakat Desa Dondong, (3) menggambarkan integrasi materi kearifan lokal tradisi Tedhak Siten dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa tradisi Tedhak Siten yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Dondong, informan (tokoh masyarakat Desa Dondong, keluarga yang melaksanakan, dan  Guru Bahasa Jawa MTs Negeri Salatiga), dokumen (buku, penelitian terdahulu dan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran). Data primer dalam penelitian ini adalah dokumentasi pelaksanaan tradisi Tedhak Siten, data lisan dan catatan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dan guru bahasa Jawa. Data sekunder dalam penelitian ini adakah dokumen terkait tradisi Tedhak Siten dan kurikulum pendidikan. Teknik pengambilan sampel dilaksanakan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling digunakan untuk mendapatkan data terkait prosesi tradisi Tedhak Siten dan integrasinya dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMP. Snowball sampling digunakan untuk memperoleh data berupa makna tradisi Tedhak Siten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi natural, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas dilaksanakan dengan triangulasi metode dan sumber data serta review informan. Analisis data dilaksanakan dengan analisis interaktif.
Hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut, Pertama rangkaian prosesi urut-urutan tradisi Tedhak Siten yang dilaksanakan di Desa Dondong memiliki kekhasan tersendiri berupa tidak menggunakan jadah melainkan menggunkan bubur merah putih atau bubur candil, bayi tidak dimandikan dan berganti pakaian adat saat prosesi melainkan sudah melaksanakannya di luar prosesi. Kedua makna yang digambarkan dari tradisi Tedhak Siten berguna bagi pedoman hidup sang anak dalam masa pertumbuhannya kelak. Ketiga tradisi Tedhak Siten dapat menjadi referensi materi pembelajaran bahasa jawa namun kendalanya tidak semua daerah masih melaksanakan tradisi ini sehingga alternatifnya adalah melalui video pelaksanaan prosesi Tedhak Siten.