Intensifnya proses pembelajaran daring pada mahasiswa selama pandemi Covid-19 menimbulkan generalized anxiety disorder (GAD). Munculnya GAD mengakibat-kan penurunan produktivitas hingga kematian, hal ini dapat dihindari melalui cara terapi kognitif dengan virtual reality exposure therapy (VRET). Sebelum prosedur VRET diterapkan, individu perlu diagnosis atas gangguan kecemasan melalui kuesioner psikometri Generalized Anxiety Disorder Assessment (GAD-7) dan State-Trait Anxiety Inventory Y (STAI-Y). Penilaian kecemasan baru melalui konstruksi fisiologis kuantitatif dengan electroencephalography (EEG). Tujuan penelitian ini adalah menentukan efektivitas treatment penggunaan VRET pada dua kelompok subjek yang mengalami kecemasan. Dua treatment group dilibatkan dengan menggunakan VRET selama 8 sesi, subjek treatment group mengalami kecemasan sedang hingga berat dan mendapatkan dua teknik manajemen kecemasan yaitu mindfulness dan imagery, control group dengan subjek yang mengalami kecemasan minimal hingga ringan dan mendapatkan satu teknik manajemen kecemasan yaitu imagery. Hasil identifikasi GAD menggunakan GAD-7 menunjukkan 75% mengalami kecemasan sedang hingga berat. Setelah treatment VRET menunjukkan sinyal EEG anterior frontal (AF7 dan AF8) pada treatment group mengalami penurunan power sebesar 8% dan control group sebesar 21%. Sinyal EEG temporal parietal (TP9 dan TP10) pada treatment group mengalami penurunan power sebesar 25% dan control group mengalami peningkatan sebesar 13%. Treatment penggunaan VRET pada mahasiswa yang mengalami kecemasan menunjukkan hasil yang lebih efektif pada treatment group dibandingkan control group. Hasil penilaian kuesioner STAI-Y setelah treatment menggunakan VRET menunjukkan subjek treatment group mengalami penurunan kecemasan tinggi sebesar 70% dan subjek control group mengalami peningkatan kecemasan ringan atau tidak ada kecemasan sebesar 39%. Pemakaian VRET pada penilaian subjek yang mengalami kecemasan menjadi lebih efektif untuk menurunkan kecemasan pada mahasiswa.