Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) di Indonesia menempati posisi komoditas strategis karena harganya yang perpengaruh terhadap inflasi. Penyediaan bahan tanam berkualitas yang tahan hama penyakit, berdaya hasil tinggi, dan murah merupakan masalah utama dalam produksi bawang merah. Serangan virus pada bawang merah berdampak pada penurunan produksi, baik jumlah maupun bobot umbi dapat tereduksi. Salah satu cara untuk memperbaiki produktivitas bawang merah adalah menggunakan True Shallot Seeds (TSS). Akan tetapi TSS  sangat sulit didapatkan karena pembungaan bawang merah sulit terjadi di Indonesia. Pembungaan bawang merah dapat dirangsang dengan perlakuan kombinasi pupuk dan GA3. Pemanfaatan pupuk dan GA3 untuk pembungaan diharapkan mampu merangsang terbentuknya bunga dan menghasilkan TSS yang memiliki daya tumbuh tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan tanam TSS berviabilitas. Penelitian dilaksanakan mulai Juni sampai Januari 2018 menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot) petak utama adalah varietas dan anak petak adalah kombinasi pupuk dan giberelin. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Desa Pancot, Tawangmangu, Karanganyar, Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman, Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi FP UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan varietas Bali Karet, Biru Lancur dan Bima Brebes tidak berbeda terhadap pemupukan organik dan anorganik dalam pembungaan dan pembentukan TSS. Pemupukan dengan giberelin tidak meningkatkan pembungaan dan pembentukan TSS. Semua varietas mampu menghasilkan bunga dan TSS. Namun, semua TSS tidak berviabilitas. Bima Brebes menghasilkan bunga dan TSS yang paling tinggi.

Kata kunci : bawang merah, pupuk, GA3, TSS