Pekerja berhak mendapatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), moral dan kesusilaan serta perlakuan sesuai harkat dan martabat manusia serta nilai agama. Keberhasilan praktik K3 di tempat kerja adalah dengan pelaksanaan aturan, komitmen, edukasi, kepemimpinan dan monitoring. Keberhasilan tersebut terkendala pelaksanaanya pada pekerjaan sektor informal. Sub sistem dalam teori ekologi yaitu Mesosistem merupakan hubungan antar komponen mikrosistem yang dapat mempengaruhi perilaku dari individu. Komponen terdekat pekerja yaitu rekan kerja dan keluarga, sehingga dari komponen tersebut berperan sebagai pemberi informasi, monitor dan motivator yang dapat dilibatkan dalam praktik K3.

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh dari family support dan peer support terhadap pengetahuan, sikap dan praktik K3 pada pengolah batu kapur. Bentuk penelitian adalah Research And Development (R&D)  dengan tahapan penelitian analysis, design, development, implementation, and evaluation.

Tahapan analysis, design and development dilakukan secara kualitatif yaitu dengan wawancara mendalam, FGD dan observasi langsung di lokasi penelitian. Tahap implementation dan evaluation dilakukan dengan eksperimen yang dilaksanakan dengan dua tahap penelitian. Sebelum tahap implementation/ ujicoba, dilakukan penyusunan instrumen pengukuran variabel pengetahuan, sikap dan praktik K3 yang diawali dengan analisis faktor risiko kerja dengan metode Job Safety Analysis (JSA) kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen sehingga didapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Tahap pertama uji coba desain dengan jumlah sampel terbatas. Hasil dari uji coba terbatas dilanjutkan implementation dan evaluation pada sampel yang lebih banyak dengan dilakukan intervensi pada empat kelompok sampel penelitian dengan perlakuan yang berbeda.

Tahap analysis diketahui beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam praktik K3. Faktor pendukung seperti adanya dukungan dari pemerintah yaitu Dinas kesehatan melalui UPT Puskesmas sebagai penanggungjawab program, dukungan pemerintah mulai dari lingkup padukuhan dimana kelompok pekerja berada yaitu penyediaan fasilitas untuk berkegiatan, dukungan tokoh masyarakat seperti penyesuaian jam kerja dengan aktivitas dan kondisi masyarakat, peran aktif dari kader kesehatan setempat, serta dukungan dari pemilik kerja dalam penyediaan alat pelindung diri. Faktor penghambat praktik K3 diantaranya kurang aktifnya kegiatan di Pos UKK, minimnya pengetahuan pekerja terkait risiko bahaya dan upaya pencegahan risiko sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan, kurangnya dukungan dari keluarga dan pekerja lain dalam praktik K3 pada saat bekerja.

Tahap design dan development dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan praktik K3 yaitu pelibatan dari family dan peer support. Keterlibatan dari family support dan peer support kemudian disajikan dalam buku “pelaksanaan K3 bagi pengolah batu kapur” dengan peranan memberikan edukasi, komunikasi, motivasi dan monitoring pekerja dalam praktik K3. Fungsi keterlibatan bagi family support saat di rumah sedangkan keterlibatan peer support saat di tempat kerja.

Hasil perlakuan diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan promosi kesehatan dengan keterlibatan dari family support dan peer support terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik K3 pengolah batu kapur di Kabupaten Gunungkidul. Pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan Praktik K3 juga terjadi pada kelompok perlakuan family support. Hasil evaluasi setelah tiga bulan perlakuan family support dan peer support  selesai dilaksanakan, diketahui bahwa promosi kesehatan dengan keterlibatan dari family support dan peer support masih memberikan dampak pada pengetahuan, sikap dan praktik K3 jika dibandingkan dengan nilai pengetahuan, sikap dan praktik K3 sebelum perlakuan dilaksanakan.

Promosi kesehatan dengan keterlibatan dari family support dan peer support dapat digunakan sebagai metode promosi kesehatan tentang K3 bagi pengolah batu kapur di Kabupaten Gunungkidul. Perlakuan ini mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik K3.