Analisis Indeks Kualitas Tanah di Area Non Karst Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Skripsi: Irfan Ferli Angga (H0218028). Pembimbing: Rahayu, Aktavia Herawati. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret-Surakarta.

Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang pembangunannya masih didominasi oleh sektor pertanian yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Pacitan memiliki area non karst sekitar 109.027,828 ha, dengan penggunaan lahan berupa sawah, tegalan, ladang, perkebunan kopi, kelapa, kakao, dan tembakau. Area non karst merupakan lahan yang terdiri dari beberapa macam bentukan lahan, contohnya: alluvial, sedimen, dan vulkanik. Lahan non karst ini memiliki ciri-ciri ketersediaan nitrogen dan posfor dalam tanahnya yang terbatas. Berdasarkan uraian tersebut kajian mengenai penentuan indeks kualitas tanah di area non karst Kabupaten Pacitan ini menjadi penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan indeks kualitas tanah, menentukan faktor penentu indeks kualitas tanah, dan memberikan saran upaya perbaikan agar dapat digunakan sebagai acuan pengolahan tanah yang optimal. Nilai indeks kualitas tanah dari berbagai lokasi akan disajikan dalam bentuk peta indeks kualitas tanah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, pendekatan variabel penelitian dilakukan melalui survei lapangan dan didukung hasil analisis tanah di laboratorium. Variabel-variabel yang diamati terdiri dari indikator fisika, kimia, biologi. Penentuan titik lokasi sampel dilakukan secara purposive sampling berdasarkan acuan satuan peta lahan (SPL) di area non karst Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Hasil penelitian ini menghasilkan nilai indeks kualitas tanah buruk hingga sedang. Indikator yang menjadi faktor penentu di lokasi penelitian ini antara lain berat volume (BV), porositas, C-organik, dan K-tersedia. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas tanah yang ada di lokasi penelitian ini antara lain dengan penambahan bahan organik yang dapat menurunkan berat volume serta bahan organik dapat meningkatkan porositas tanah. Pemupukan KCl digunakan untuk meningkatkan ketersediaan K dalam tanah. Upaya selanjutnya yaitu penambahan pupuk organik dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan ketersediaan C-organik.