Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang terus berkembang pesat di Indonesia. Kemacetan merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi. Dinas Perhubungan Kota Surakarta telah memberikan solusi untuk masalah tersebut. Sejak 2009 mulai dilakukan penataan ulang angkutan umum BST (Batik Solo Trans) yang dilengkapi shelter bertujuan meningkatkan mobilitas penumpang secara lebih cepat dan efisien. Akan tetapi kehadiran BST belum bisa menarik minat masyarakat Surakarta untuk beralih menggunakan kendaraan umum tersebut (Latifah, 2017). Metode ergonomi makro dipilih untuk menyelesaikan permasalahan ini karena memiliki ruang lingkup lebih luas yang berfokus pada optimalisasi sistem sosioteknik termasuk struktur, organisasi, kebijakan, dan prosesnya. Populasi penelitian ini adalah penumpang BST Koridor 1 dengan sampel pengguna shelter BST permanen koridor 1 dengan teknik judgement sampling. Jumlah sampel sebesar 80 pengguna reguler dan 3 penyandang disabilitas yang telah minimal satu kali menggunakan shelter BST permanen koridor 1 serta pihak Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Perancangan ulang melibatkan stakeholders dilakukan menggunakan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) bertujuan agar diperoleh fasilitas umum berupa shelter yang dapat menerapkan universal design sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan semua pennumpang. Hasil penelitian diperoleh bahwa perbaikan perancangan harus memperhatikan aspek manusia dan universal design, perbaikan yang mengacu pada standar Kementerian Perhubungan, dan perbaikan serta pemanfaatan terhadap fasilitas shelter BST. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendekatan ergonomi makro untuk mengetahui kebutuhan semua kalangan pengguna dan menghasilkan rancangan ulang shelter BST permanen dengan melibatkan stakeholders.

Kata Kunci: Ergonomi Makro, Fasilitas Umum, Macroergonomic Analysis and Design (MEAD)