Penulis Utama : Christina Natalina Saragi
NIM / NIP : T131708001
×

Tuturan poda merupakan tuturan yang selalu dituturkan oleh tamu kepada pengantin dalam kegiatan marunjuk (upacara puncak pernikahan) adat batak Toba dengan tujuan agar pernikahan mereka langgeng. Tuturan ini mengandung makna ilokusi direktif sebab tujuannya agar mitra tutur melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan maksud tuturannya. Pada umumnya tuturan ini dituturkan dihadapan khalayak, maka perlu bagi penutur menggunakan strategi kesantunan, sebab tuturan direktif merupakan tuturan yang paling berpotensi dapat melukai perasaan mitra tutur. Dalam budaya Batak Toba, kaum pria lebih dominan berbicara ketika berdiskusi dalam upacara adat , akan tetapi pria dan wanita Batak Toba juga memiliki porsi yang sama untuk berbicara yaitu pada saat menuturkan tuturan poda kepada mempelai pengantin.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan tindak tutur direktif dan realisasi strategi kesantunan tindak tutur direktif tamu pria dan tamu wanita ketika menuturkan tuturan poda pada kegiatan marunjuk (upacara puncak pernikahan) adat Batak Toba dan mengapa terdapat perbedaan terhadap dua objek penelitian tersebut yang ditemukan pada kegiatan marunjuk (upacara puncak pernikahan) adat Batak Toba dengan melibatkan perspektif gender.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian bersumber dari kegiatan marunjuk (upacara puncak pernikahan) adat Batak Toba. Penelitian ini dilakukan di kota Tebing Tinggi. Data pada penelitian ini direkam dengan menggunakan alat rekam dari 20 kegiatan marunjuk . Subjek penelitian adalah tamu pria yang kedudukannya sudah diatur dalam dalihan na tolu yang terdiri dari  tamu pria sebanyak 100 orang dan tamu perempuan sebanyak 80 orang yang kedudukannya adalah sebagai hula-hula, tamu pria sebanyak 20 orang dan tamu wanita sebanyak 10 orang  yang kedudukannya adalah sebagai dongan tubu, tamu pria sebanyak 10 orang dan tamu wanita sebanyak 10 orang yang kedudukannya  sebagai boru.
Hasil penelitian menemukan terdapat tiga perbedaan tindak tutur direktif. Pertama terkait dengan subtindak tutur direktif, tamu pria dan wanita  yang kedudukannya adalah hula-hula lebih dominan menuturkan subtindak tutur menyuruh, akan tetapi sedangkan tamu pria dan  wanita dengan kedudukan dongan tubu lebih dominan menuturkan subtindak tutur meminta. Selanjutnya, tamu pria dan wanita yang kedudukannya adalah boru lebih dominan menuturkan subtindak tutur menawarkan . Kedua terkait dengan kategori derajat kedirektifan dari subtindak tutur. Tamu pria dan wanita yang kedudukan adalah hula-hula paling dominan menuturkan subtindak tutur dengan kategori tinggi akan tetapi tamu pria dan wanita yang kedudukannya adalah dongan tubu menuturkan subtindak tutur dengan kategori sedang. Selanjutnya tamu pria dan wanita yang kedudukannya adalah boru menuturkan subtindak tutur dengan kategori rendah. Ketiga adalah terkait dengan penanda lingual dari subtindak tutur direktif. Tamu pria dan wanita yang kedudukannya hula-hula ditemukan lebih dominan menggunakan (1) penanda lingual  berupa Vp eksplisit, (2) non Vp ditandai dengan modalitas sedangkan tamu  pria dan wanita yang kedudukannya adalah dongan tubu ditemukan menggunakan lebih sedikit  (1) penanda lingual  berupa Vp eksplisit, (2) non Vp ditandai dengan pengulangan, akan tetapi tamu pria dan wanita yang kedudukannya adalah boru ditemukan menggunakan lebih sedikit (1) penanda lingual  berupa Vp eksplisit, (2) non Vp ditandai dengan pengulangan. Dengan demikian, perbedaan tindak tutur  direktif yang terletak pada subdirektif, derajat kedirektifan dari sub tindak tutur direktif, dan penanda lingual antara tamu laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh posisi dari tamu baik pria dan wanita  dalam dalihan na tolu yang merupakan sistem kekerabatan dalam suku Batak Toba. Perbedaan selanjutnya adalah terkait dengan realisasi strategi kesantunan tindak tutur direktif. Tamu pria yang kedudukannya adalah hula-hula lebih dominan menggunakan strategi kesantunan langsung sedangkan tamu wanita pada posisi hula-hula ditemukan lebih dominan menggunakan strategi kesantunan positif, sedangkan tamu pria dengan posisi dongan tubu ditemukan lebih dominan strategi kesantunan negatif dan  tamu wanita pada dengan  posisi dongan tubu ditemukan lebih dominan menggunakan strategi kesantunan positif, akan tetapi tamu pria dan  wanita yang kedudukannya adalah boru lebih dominan menggunakan strategi kesantunan positif. Perbedaan realisasi strategi kesantunan tamu  pria dan perempuan dipengaruhi oleh sistem patriarki, dan kepribadian perempuan dalam budaya Batak Toba.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perbedaan tindak tutur direktif tamu laki-laki dan tamu perempuan ketika  menuturkan  tuturan poda pada kegiatan marunjuk dan strategi kesantunan sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor kebudayaan yang terdiri dari tiga aspek yaitu dalihan na tolu, sistem patriarki, dan kepribadian perempuan dalam budaya Batak Toba yang secara konsisten dipraktekkan di masyarakat Batak Toba sampai saat ini.

Kata Kunci: Tindak tutur direktif, Strategi kesantunan, Marunjuk, Perspektif Gender, dan Dalihan Na Tolu

 

×
Penulis Utama : Christina Natalina Saragi
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T131708001
Tahun : 2021
Judul : Tindak Tutur Direktif dan Strategi Kesantunan pada Kegiatan Marunjuk (Upacara Puncak Pernikahan) Adat Batak Toba: Perspektif Gender
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2021
Program Studi : S-3 Linguistik (Pragmatik)
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana-T131708001
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Sumarlam, M.S.
2. Drs. Agus Hari Wibowo, M.A., Ph.D
3. Dr. Sri Mamanto, M.Hum
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.