×
Pendahuluan: Setiap tahun, sepsis dan syok septik memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Kondisi ini dapat mengancam jiwa antara satu dari tiga dan satu dari enam orang yang mengalaminya. Di lain sisi, prevalensi PGK meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut, pasien diabetes melitus, dan pasien hipertensi. PGK adalah penyakit yang memengaruhi lebih dari setengah pasien dengan diabetes melitus tipe 2 (DMT2) di seluruh dunia. Secara teoritis, pasien yang mengalami PGK bersamaan dengan DMT2 akan lebih mudah terserang sepsis daripada pasien PGK tanpa mengidap DMT2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan angka kejadian, jumlah pasien, dan proporsi sepsis pada pasien PGK hemodialisa dengan DMT2 dan tanpa DMT2. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan populasi penelitian adalah pasien yang terdiagnosis PGK dengan rawat inap dalam kurun waktu Januari sampai Desember 2021 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistis 26 dengan teknik analisis univariat dan bivariat (Chi-Square Test). Hasil: Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p>0,05) yang menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara kejadian sepsis pada pasien DM tipe 2 dan non DM tipe 2 dengan penyakit ginjal kronis hemodialisa. Angka kejadian sepsis pada PGK tiap 1000 penduduk adalah 143 untuk DMT2 dan 136 tanpa DMT2. Simpulan: Angka kejadian, jumlah pasien, dan proporsi sepis pada pasien diabetes melitus tipe 2 lebih tinggi dibandingkan pada pasien non diabetes melitus tipe 2 dengan PGK hemodialisa.