CV. Pradangga Yasa II merupakan perusahaan pengrajin alat musik tradisional gamelan. Salah satu hasil kerajinan gamelan yang dihasilkan adalah gong. Dalam pembuatan gong terdapat sebanyak lima tahap yaitu tahap peleburan, pencetakan, penempaan, perataan dan pelengkungan, dan finishing. Selama melakukan observasi pembuatan gong terlihat belum adanya penerapan K3. Potensi bahaya kecelakaan yang ditemukan selama observasi yaitu seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak tepat dan tidak lengkap penggunaanya. Sedangkan untuk bahaya pada kesehatan yaitu pada lingkungan kerja pekerja yang terpapar oleh panas dan bising. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi bahaya pada perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan HIRARC untuk mengidentifikasi potensi bahaya. Penggunaan HIRARC terdiri dari identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Identifikasi bahaya dilakukan menggunakan lembar observasi. Saat identifikasi bahaya ditemukan potensi bahaya dan risiko pada seluruh tahap pembuatan gong. Penilaian risiko dilakukan menggunakan  checksheet likelihood dan severity berdasarkan lembar observasi. Pada penilaian risiko ditemukan risk rating low, medium, high, dan extreme. Pengendalian risiko berupa usulan pengendalian yang difokuskan pada tahap kerja dengan persentase risk rating extreme paling tinggi. Tahap finishing memiliki persentase risk rating extreme paling tinggi dibanding tahap lainnya. Untuk pengendalian risiko pada tahap finishing, diusulkan pada kegiatan dengan risk rating extreme. Usulan pengendalian berdasarkan aspek administrative control yaitu pembuatan sop, dan berdasarkan personal protective equipment (PPE) yaitu APD telinga.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, HIRARC, APD