Penulis Utama | : | Tri Harsono |
NIM / NIP | : | S531508046 |
Latar Belakang. Dampak berat badan lebih berhubungan erat dengan peningkatan glukosa darah. Nasi yang disimpan dengan suhu panas atau dingin menyebabkan terjadinya retrogradasi dan oksidasi karbohidrat sehingga meningkatkan pati resisten dan Short Chain Fatty Acids (SCFA). Pati resisten dapat menurunkan indeks glikemik dan daya cerna nasi, sedangkan SCFA dapat meningkatkan sekresi GLP-1 dan PYY untuk menghambat penyerapan sehingga menurunkan glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode dan lama penyimpanan nasi gelatinisasi terhadap kadar glukosa darah dan SCFA pada karyawan dengan berat badan lebih.
Metode. Desain penelitian adalah randomized control trial dengan pre and posttest with control group design menggunakan 61 respoden sehat dengan berat badan lebih berusia 18-58 tahun dibagi dalam 5 kelompok perlakuan secara acak (K, P1, P2, P3, dan P4). Intervensi selama 3 hari dengan memberikan diet 200 gram nasi + 50 gram ikan (pagi, siang dan sore). Data IMT dan komposisi tubuh diukur menggunakan BIA (bioimpedence analysis), kadar GDP dan GD1PP pre-posttest menggunakan metode enzimatis spektrofotometer dan kadar SCFA (asetat, propianat, dan butirat) metode VPA-GCMS (Volatil Fatty Acid-Gas Cromatography Mass Spectrometry) posttest, serta food recall. Analisa statistik mengunakan Saphiro Wilk, one way ANOVA atau Kruskal Wallis dan Paired t test atau Wilcoxon dilanjutkan dengan uji post Hoc.
Hasil. Penyimpanan nasi gelatinisasi dengan suhu panas 700C dan suhu dingin 40C selama 24 dan 48 jam secara bermakna menurunkan GD1PP pada kelompok (P2) 14,58±14,47 mg/dl (p=0,003) dan (P4) 7,67±8,39 mg/dl (p=0,03), tetapi tidak bermakna menurunkan GDP pada semua kelompok (K) 1,31±1,69 mg/dl (P=0,565), (P1) 1,50±1,91 mg/dl (p=0,304), (P2) 4,92±6,01 mg/dl (P=0,031), (P3) 1,90±1,91 mg/dl (p=304), dan (P4) 3,25±3,90 mg/dl (p=0,005). Kadar SCFA (asetat dan propianat) meningkat secara bermakna pada kelompok (P4) 0,26 ± 0,25 mMol (p<0>Kesimpulan. Metode penyimpanan nasi gelatinisasi dengan suhu panas 700C dan suhu dingin 40C selama 48 jam lebih efektif menurunkan GD1PP dibandingkan suhu panas 700C selama 24 jam, sedangkan suhu dingin 40C selama 48 jam signifikan meningkatkan SCFA (asetat dan propianat) tetapi tidak signifikan meningkatkan butirat pada karyawan dengan berat badan lebih.