Penyakit tanaman akibat serangan virus menjadi ancaman utama di sektor pertanian seluruh dunia. Salah satu alternatif untuk penanganan penyakit ini yang cukup efektif adalah dengan pengunaan antiviral dari bahan alami. Salah satu tanaman yang berpotensi menjadi antiviral adalah Marigold (Tagetes erecta). Ekstrak bunga Marigold terbukti mengandung bahan kimia bioaktif beracun yang memiliki efektivitas nematisida, insektisida, fungisida, yang sitotoksik. Model penelitian TMV dan Tembakau digunakan sebagai model simbolis untuk mendefinisikan virus dan Chenopodium amaranticolor sebagai inang lesio lokal dari TMV. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak Marigold sebagai antiviral Tobacco Mosaic Virus (TMV) pada Tembakau rentan.
Penelitian  ini  dilaksanakan  di screen  house  dan  laboratorium  hama  dan penyakit tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Variabel yang diamati meliputi komponen patosistem tembakau (in vivo) yang terdiri dari masa inkubasi, intensitas penyakit, luas bawah kurva perkembangan penyakit (LBKPP), laju infeksi, komponen pertumbuhan yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, dan komponen C. amaranticolor yang meliputi masa inkubasi, jumlah lesio lokal dan penghambatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, aplikasi ekstrak Marigold memberi potensi penghambatan TMV dengan memperpanjang masa inkubasi, menurunkan jumlah lesio dengan hambatan relatif hingga 84% pada C. amaranticolor. Pada Tembakau, ekstrak Marigold juga mampu menunda munculnya gejala dan menurukan perkembangan penyakit dengan penghambatan 44,92%, meskipun daya hambatnya tidak lebih optimal dari ekstrak Bunga Pukul Empat. Dari hasil uji, aplikasi ekstrak Marigold bersamaan inokulasi virus lebih efektif untuk menghambat penyakit TMV pada Tembakau dan C. amaranticolor.

Kata kunci : Tobacco   Mosaic   Virus,   Ekstrak   Marigold   (Tagetes   erecta), C. amaranticolor, Efektivitas antiviral