Penulis Utama : Ulfa Indriyanawati
NIM / NIP : M0414069
×

Tanaman salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pada bagian daunnya memiliki aroma yang khas. Tanaman ini mampu tumbuh sampai ketinggian 1.800 m dpl. Perbedaan ketinggian tempat tumbuh dapat mempengaruhi iklim di sekitar tanaman seperti intensitas cahaya, suhu, pH, kelembaban udara maupun tanah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada morfologi, anatomi serta kandungan metabolit sekunder dari tanaman seperti flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap morfologi, anatomi, serta kandungan flavonoid daun tanaman salam.
Penelitian ini bersifat eksploratif menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada ketinggian tempat tumbuh yang berbeda yaitu di desa Tegalasri, Bejen, Karanganyar (200 mdpl), desa Harjosari, Karangpandan, Karanganyar (600 mdpl), desa Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar (1.100 mdpl). Data yang diambil yaitu data abiotik (suhu, kelembaban, intensitas cahaya, pH), morfologi daun (panjang dan lebar daun serta warna permukaan atas daun), anatomi daun, dan kandungan flavonoid daun salam. Pembuatan preparat anatomi daun salam (ketebalan epidermis atas, epidermis bawah, jaringan mesofil dan pengamatan stomata daun salam) dilakukan menggunakan metode embedding parafin dan imprinting stomata, uji kandungan flavonoid dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi dilanjutkan dengan uji kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis dan uji kuantitatif menggunakan metode kolorimetri. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA, apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf kepercayaan 5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daun salam pada ketinggian yang berbeda memiliki perbedaan baik secara morfologi dan anatomi tetapi tidak terlalu signifikan. Ukuran daun paling besar terdapat pada ketinggian 200 mdpl yaitu panjang sebesar 113,6 mm dan lebar sebesar 61,5 mm. Daun salam pada ketiga ketinggian memiliki warna yang sama yaitu hijau tua. Perbedaan ketebalan epidermis atas, epidermis bawah, jaringan mesofil dan pengamatan stomata daun salam menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kandungan flavonoid daun salam pada ketinggian berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kadar flavonoid pada daun salam paling tinggi diperoleh pada ketinggian 1.100 m dpl (paling tinggi) yaitu sebesar 0,041%.

Kata Kunci : Syzygium polyanthum, ketinggian tempat, karakter morfologi, anatomi, kandungan flavonoid

 

×
Penulis Utama : Ulfa Indriyanawati
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : M0414069
Tahun : 2021
Judul : Studi Morfologi, Anatomi dan Kandungan Flavonoid Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Berdasarkan Perbedaan Ketinggian Tempat Tumbuh
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. MIPA - 2021
Program Studi : S-1 Biologi
Kolasi :
Sumber : UNS-Fak. MIPA-M0414069
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Suranto, M.Sc., Ph.D
2. Suratman, S.Si., M.Si.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. MIPA
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.