Dalam penelitian ini peneliti melakukan eksperimen dengan tujuan untuk
membandingkan performa mesin virtual Proxmox VE dengan Docker, ditinjau dari
aspek kinerja CPU, bandwidth memori, kecepatan baca tulis media penyimpanan,
serta melakukan studi kasus load testing aplikasi LMS Moodle yang ditnjau dari
latency, response time, dan throughput. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif dengan desain
eksperimental PPDIOO untuk merancang arsitektur jaringan dan server yang
digunakan pada deployment virtualisasi yang kemudian diuji dengan metode Black
Box Testing. Pada penelitian ini membandingkan performa virtualisasi dan
kontainerisasi ditinjau dari kinerja CPU menggunakan 7zip, bandwidth Memori
menggunakan STREAM, dan kecepatan baca tulis media penyimpanan
menggunakan Flexible IO Tester dibantu dengan phoronix test suite, serta
mengimplementasi studi kasus aplikasi LMS Moodle diuji menggunakan Apache
Jmeter yang ditinjau dari aspek latency, response time dan throughput dengan
berbagai skenario beban load testing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Virtualisasi baik virtual machine
dan docker tidak menimbulkan overhead performa pada pengujian kinerja CPU,
dan bandwidth memori karena hasil pengujian yang identik, sedangkan pada
pengujian baca tulis media penyimpanan docker container memiliki kinerja yang
lebih unggul dari mesin virtual hal ini menunjukkan bahwa abstraksi media
penyimpanan pada mesin virtual. Pada pengujian load testing lms moodle Docker
container menghasilkan latency dan response time yang paling bagus dibandingkan
mesin virtual hal ini menunjukkan layer abstraksi tambahan pada virtualisasi
memperburuk latency aplikasi tersebut, sedangkan pada pengujian throughput
memiliki hasil yang identik.