Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) Perkembangan industri gula di Karesidenan Tegal masa tanam paksa dilihat dari luas lahan, jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi gula, serta (2) Pengaruh birokrasi lokal dan kontraktor swasta dalam perkembangan industri gula di Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian historis (sejarah), melalui 4 tahap penelitian. Sumber data yang digunakan berupa dokumen arsip seperti; Algemeen Verslag van Residentie tahun 1840 dan 1841, Statistiek der Residentie Tegal over het jaar 1861, Kultuur Verslagen jaaren 1863 dan 1866, serta buku dan jurnal. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, menggunakan pendekatan ekonomi dan sosiologi dalam proses analisis data untuk tahap interpretasi. 

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Perkembangan industri gula di Karesidenan Tegal masa Tanam paksa menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terlihat dari luas lahan, jumlah tenaga kerja maupun jumlah produksi gula menunjukkan peningkatan. Produksi gula tahun 1837 menghasilkan sekitar 15.000 pikul menjadi 148.000 pikul pada 1866. Luas lahan penanaman tebu awalnya sejumlah 1.400 bahu berkembang menjadi 2.950 bahu. Kebutuhan tenaga kerja terus meningkat setiap dibukanya kontrak baru penanaman tebu. (2) Birokrasi lokal yakni bupati dan kepala desa memiliki pengaruh sangat besar dalam perkembangan industri gula.

Kepala-kepala pribumi bertugas melaksanakan kontrak dan pengawasan penanaman tebu hingga tebu siap panen untuk diangkut ke pabrik gula di wilayahnya. Penanaman tebu hingga produksi menjadi gula, semuanya diatur dalam kontrak gula. Kontrak ini ditandatangani oleh pemerintah kolonial dengan pihak swasta. Pihak swasta inilah yang kemudian menjalankan proses produksi gula di pabrik-pabrik yang telah dibangun dengan modal dari pemerintah.