Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui: 1). Perencanaan pembelajaran sejarah di SMA Regina Pacis Surakarta yang mengembangkan nilai-nilai toleransi. 2). Implementasi nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah di SMA Regina Pacis Surakarta. 3). Hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah di SMA Regina Pacis Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskripsi, suatu metode penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data dilakukan dengan dua teknik triangulasi, yaitu triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Hubberman dengan model analisis interaktif yaitu interaksi antara pengumpulan data dengan 3 komponen analisis data yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi secara siklus. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1). RPP Nilai-nilai toleransi yang dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran terdapat pada langkah-langkah dan tujuan pembelajaran. Implementasinya ditunjukkan dengan pembagian kelompok secara heterogen yang dibuat oleh guru sejarah dan juga cerita-cerita sejarah yang dihubungkan dengan keadaan sekarang; 2). Implementasi nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah di SMA Regina Pacis dilakukan melalui pengerjaan proyek integrated learning, anak-anak dituntut untuk bisa berbaur dan bekerjasama dengan semua temannya dari berbagai kalangan, serta bertoleransi dalam pengerjaan proyek mereka. Budaya sekolah yang ada di SMA Regina Pacis Surakarta ikut andil bagian membantu program integrated learning mengimplementasikan nilai toleransi ke siswa 3). Kendala dalam implementasi nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah adalah pembelajaran secara daring, penerapan nilai toleransi hanya dapat dilihat dari pengerjaan proyek integrated learning, siswa sering tidak mengikuti pelajaran tanpa izin, dan juga masih banyak kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia