Kebijakan physical distancing di masa Pandemi Covid-19 menghambat auditor untuk melaksanakan prosedur audit secara normal sehingga auditor dituntut untuk mempertimbangkan adanya alternatif prosedur audit. Menanggapi hal tersebut KAP Kumalahadi dan Rekan menerapkan electronic vouching (E-Vouching) sebagai prosedur alternatif pelaksanaan teknik audit vouching di masa Pandemi Covid-19 dalam pemeriksaan dokumen atas transaksi pembelian peralatan milik Yayasan X sebagai organisasi nirlaba. Permasalahannya adalah penggunaan dokumen elektronik sebagai pengganti dokumen fisik dalam pelaksanaan E-Vouching menimbulkan risiko terjadinya manipulasi dokumen dan membutuhkan waktu yang lama pada saat melakukan distribusi data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah risiko penggunaan dokumen elektronik akan berpengaruh terhadap tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan E-Vouching audit atas transaksi pembelian peralatan Yayasan X oleh KAP Kumalahadi dan Rekan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif berupa pengumpulan dokumen, pembelajaran dokumen, observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan E-Vouching atas transaksi pembelian peralatan Yayasan X oleh KAP Kumalahadi dan Rekan dinilai sangat efektif dan cukup efisien. Diharapkan sistem pengendalian terhadap keabsahan dokumen elektronik dapat dikembangkan sehingga E-Vouching mampu diterapkan setelah Pandemi Covid-19 berakhir sebagai prosedur alternatif jika pemeriksaan terhadap dokumen tidak dapat dilaksanakan secara langsung.