Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang mengemas ideologi yang dekat dengan fenomena sosial seperti isu keluarga disfungsional. Keluarga merupakan tempat penting sebagai sumber daya untuk menumbuhkan anggota keluarga. Penerapan fungsi dan dan pengasuhan orang tua memiliki pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak dan keharmonisan keluarga. Keluarga yang tidak menerapkan fungsinya dengan baik, berimbas pada konflik tanpa solusi yang jelas dan renggangnya hubungan antar anggota. Selain itu, disfungsi keluarga dapat merambat ke masalah lain seperti, kekerasan rumah tangga, perceraian, aborsi, kenakalan anak, seks bebas, narkoba, dan perdagangan anak. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui representasi tanda dan simbol pemulihan konflik dan hubungan pada keluarga disfungsional dalam film The Mitchells vs. the Machines.

Penelitian ini menggunakan analisis semiotika model Roland Barthes yang memaknai tanda dengan denotasi, konotasi, dan mitos. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan setiap scene yang ada di film he Mitchells vs. the Machines yang merepresentasikan pemulihan konflik dan hubungan keluarga disfungsional.

Hasil penelitian menunjukkan 11 scene  yang terbagi dalam 7 aspek. Keluarga disfungsional dalam film ini menunjukkan tanda dari beberapa konflik yakni ketidakpercayaan orang tua terhadap anak, saling menyalahkan, dan saling tidak peduli. Film ini juga menunjukkan tanda dalam menyelesaikan konflik keluarga disfungsional dengan melakukan pemanggilan pihak ketiga, domination, capitulation, saling mendukung, dan saling kompromi. Selain itu, adanya sistem patriarkhi dalam film ini membuat perempuan cenderung tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat maupun mengambil keputusan sendiri