Ubi kayu varietas Jarak Towo merupakan komoditas yang potensial dijadikan bahan baku industri pangan. Budidaya ubi kayu Jarak Towo di Kecamatan Jatiyoso masih terbatas di wilayah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik tanah, mengetahui sebaran kelas kemampuan lahan, mengkaji faktor yang menentukan kelas kemampuan lahan, serta memberikan rekomendasi upaya konservasi lahan untuk meningkatkan kemampuan lahan guna pengembangan pengembangan komoditas ubi kayu varietas Jarak Towo di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan pengamatan survey untuk memverifikasi kondisi di lapangan (Kecamatan Jatiyoso) dan didukung dengan analisis sifat fisika dan kimia tanah di laboratorium (Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian UNS). Satuan Peta Lahan (SPL) diperoleh dari overlay peta ketinggian wilayah rata-rata, yaitu 400 m, 600 m, 800 m, 1000 m, 1.200 m dan 1.400 m di atas permukaan laut dengan peta kemiringan lereng. Titik pengambilan sampel tanah ditentukan secara purposive di 24 titik pada lahan yang dianggap mewakili SPL dengan prioritas kemudahan jangkauan dan luasan SPL. Mengacu pada kemiringan lereng, kepekaan erosi, tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur, permeabilitas, drainase, persebaran kerikil dan batuan dan ancaman banjir. Penentuan kelas kemampuan lahan dilakukan dengan membandingkan (matching) data hasil survei lapangan dan analisis laboratorium dengan kriteria klasifikasi kemampuan lahan secara sistematik. Selanjutnya dilakukan uji One-way ANOVA untuk mengetahui pengaruh satuan unit lahan (berdasarkan ketinggian wilayah) terhadap kemampuan lahan dan Uji Korelasi untuk mengetahui faktor penentu yang mempengaruhi kelas kemampuan lahan di Kecamatan Jatiyoso. Penentuan upaya konservasi untuk pengembangan ubi kayu varietas Jarak Towo di Kecamatan Jatiyoso dilakukan berdasarkan faktor pembatas dan faktor penentu yang ditemukan.

Karakteristik lahan di Kecamatan Jatiyoso antara lain memiliki kemiringan lereng berkisar pada 3-65% (landai-curam), erodibilitas tanah 0.08-0.67 ton/ha/th (sangat rendah-sangat tinggi), tingkat erosi ringan hingga sedang, kedalaman tanah berkisar pada 20-100 cm (sangat dangkal-dalam), tekstur tanah halus-agak kasar, permeabilitas tanah berkisar pada 2.14-7.54 (sedang-agak cepat), drainase tanah agak baik hingga sangat buruk, jumlah kerikil/batuan sedikit hingga sedang, dan tidak pernah terjadi banjir. Berdasarkan hasil penilaian kemampuan lahan di Kecamatan Jatiyoso ditemukan lima kelas kemampuan lahan yaitu kelas kemampuan lahan III, IV, V, VI dan VII. Kelas kemampuan lahan III terdapat di SPL 6 dan SPL 12 seluas 1137.71 ha (16.58%). Kelas kemampuan lahan IV terdapat di SPL 1, SPL 3, SPL 7, SPL 9, dan SPL 10 seluas 3302.55 ha (48.13%). Kelas kemampuan lahan V terdapat di SPL 11, SPL 14, dan SPL 15 seluas 888.54 ha (12.95%). Kelas kemampuan lahan VI terdapat di SPL 2, SPL 4, SPL 8, dan SPL 13 seluas 1460.79 ha (21.29%). Kelas kemampuan lahan VII terdapat di SPL 5 seluas 72.33 ha (1.05%). Ketinggian wilayah tidak mempengaruhi kelas kemampuan lahannya. Kelas kemampuan lahan ditentukan oleh kemiringan lereng. Ketika lereng permukaan semakin miring maka kelas kemampuan lahan akan semakin tinggi (kualitas lahan semakin buruk). Upaya konservasi lahan yang dilakukan untuk pengembangan komoditas ubi kayu Jarak Towo adalah upaya konservasi yang berkaitan dengan faktor penentu utama yaitu kemiringan lereng berupa pembuatan teras yang dikombinasi dengan berbagai tindakan konservasi tanah-air lainnya.