Upacara tradisi Sesaji Rewanda yang rutin dilakukan oleh masyarakat di wilayah Goa Kreo Gunungpati Semarang memiliki potensi penelitian kebahasaan dan kebudayaan yang belum pernah diungkap. Penelitian ini bertujuan untuk  (1) mendeskripsikan satuan lingual dan non lingual dalam tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo Gunungpati Semarang, (2) mendeskripsikan representasi kearifan lokal masyarakat desa Kandri pada prosesi ritual sebelum, sedang, dan sesudah dalam ritual tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo Gunungpati Semarang, (3) menjelaskan mengenai alasan-alasan masyarakat desa Kandri masih melakukan praktik-praktik budaya khususnya tradisi Sesaji Rewanda.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling dengan teknik lanjutan snowball sampling. Data dalam penelitian ini yaitu data primer berupa data lingual dan non lingual dan data sekunder berupa dokumen dan arsip. Sumber data berupa informan, lokasi, kegiatan dan arsip. Metode penyediaan data dengan observasi pasrtisipasi dan wawancara secara mendalam. Validitas data dengan teknik triangulasi. Metode analisis data menggunakan analisis etnosais (domain, taksonomi, komponensial), metode distribusional, dan metode padan. Metode penyajian hasil analisis dengan metode informan dan formal.
Penelitian kearifan lokal dalam bahasa dan budaya pada tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo Gunungpati, Semarang yaitu (1) satuan lingual terealisasi dalam asal-usul tradisi Rewanda; satuan lingual yang terealisasi dalam prosesi tradisi Rewanda; satuan lingual yang terealisasi pada sosok spiritualis. Satuan nonlingual yang terealisasi dalam ubarampe ‘perangkat sesaji’ tradisi Rewanda meliputi perangkat sesaji gunungan yaitu gunungan sega kethek, gunungan buah-buahan, gunungan palawija dan hasil bumi, dan gunungan kupatan; makna warna dalam pemasangan umbul-umbul warna merah, hitam putih, dan kuning; pembuatan replika kayu jati sebagai simbol saka guru yang dicari oleh Sunan Kalijaga; sajen jenang-jenangan ‘sesaji bubur’ meliputi jenang abang dan jenang puteh; degan ijo ‘kelapa hijau; tumpeng. Satuan nonlingual yang terealisasi pada tempat petilasan Sunan Kalijaga meliputi tunggak jati amba; kedhung curug; pring krincing; dan tegal sikendhil. (2) representasi kearifan lokal masyarakat desa Kandri pada prosesi sebelum ritual tradisi Rewanda yaitu melakukan pembuatan replika kayu jati, pemasangan umbul-umbul sebagai simbol Eyang Rewanda, pembuatan ubarampe gunungan. (3) Faktor historis, spiritual, lingual, dan kultural yang berdampak pada resistensi bahasa dan budaya masyarakat desa Kandri meliputi pola pikir terefleksikan dalam tradisi Rewanda.

Kata Kunci: kearifan lokal, sesaji rewanda, goa kreo, etnolingistik.