Perancangan cinderamata hiasan dinding ini dilatar belakangi oleh kurangnya persediaan cinderamata yang menjadi ciri khas dari wisata Keraton Kasunanan Surakarta. Hal ini menjadi peluang bagi penulis dalam merancang cinderamata. Karya ini juga di latar belakangi oleh pemanfaatan limbah kertas yang digunakan sebagai alat cap untuk menciptakan motif budaya sekaten. Cinderamata ini dirancang karena memiliki perbedaan dibanding produk-produk cinderamata yang ada di pasar wisata Keraton Kasunanan Surakarta. Perbedaan ada pada bentuk produk hiasan dinding dimana produk ditampilkan dengan tema Sekaten. Hasil dari perancangan tersebut mampu menghadirkan motif batik yang khas untuk wisata Keraton Kasunanan Surakarta.

Proses perancangan dilakukan mengacu dari teori Gustami yang terdiri dari tahapan eksplorasi, perancangan dan perwujudan karya. Tahapan eksplorasi meliputi penggalian sumber ide tentang sekaten, cinderamata, jahit tindas, dan eskplorasi motif. Tahap perancangan meliputi pemilihan bahan, teknik yang digunakan, dan bentuk visual karya. Tahap terakhir berupa perwujudan karya.   

Hasil akhir pada perancangan ini berupa delapan alternatif desain yang dua diantaranya dipilih untuk direalisasikan. Realisasi karya berupa hiasan dinding yang akan memudahkan cara menikmati keunikan budaya keraton karena merupakan pajangan yang digantung di dinding. Cinderamata hiasan dinding di sajikan dengan penerapan kombinasi batik cap dan jahit tindas sehingga menjadi salah satu cara untuk melestarikan budaya di Surakarta.