Penulis Utama : Meidawati Suswandari
NIM / NIP : K8405024
×

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggali data dan informasi tentang dialek banyumasan menjadi suatu bentuk identitas kedaerahan yang dikonstruksi dan dinegosiasikan, dilihat dari a).persepsi mahasiswa asli banyumasan terhadap dialek banyumasan dalam pergaulan sehari-hari, b).adanya lingkungan yang berpengaruh dalam mempertahankan identitas kedaerahan, c).upaya mahasiswa asli banyumasan dalam mempertahankan identitas kedaerahan (khususnya dialek banyumasan). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data didapat dari subjek penelitian yaitu mahasiswa asli banyumasan yang belajar di Universitas Sebelas Maret, Surakarta baik di lingkungan kos ataupun di lingkungan sekitar kampus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Teknik pengambilan informan meliputi informan kunci dan informan pendukung. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan konstruksi identitas dialek banyumasan yang diambil dari teori Anthony Giddens meliputi 4 pernyataan. Pertama, bermula dari persepsi yang berisi stereotip tertentu tentang dialek banyumasan. Stereotip yang telah muncul sebelumnya, memberikan gambaran pada mahasiswa asli banyumasan dan mahasiswa luar banyumasan tentang dialek banyumasan. Persepsi yang muncul seperti dialek banyumasan dianggap sebagai dialek masyarakat bawah dan kadang masih dianggap ndeso dan katro. Kedua, adanya penanaman persepsi tersebut, mengarah pada faktor pemilihan dialek banyumasan di kalangan mahasiswa asli banyumasan. Mahasiswa asli banyumasan melakukan pemilihan dialek karena kedekatan emosional yang secara nalar dan emosional. Ketiga, mahasiswa asli banyumasan yang telah memilih dalam penggunaan dialek merupakan proses yang dinegosiasikan dan berlangsung secara rutinitas. Keempat, disisi lain, lingkungan kos dan kampus juga berperan dalam konstruksi identitas dialek banyumasan. Identitas dibentuk dan dibangun berdasarkan lingkungan kos dan kampus yang sifatnya homogen (mayoritas mahasiswa asli banyumasan) dan heterogen (mayoritas mahasiswa luar banyumasan). Dialek banyumasan akan mengalami eksis pada saat berada di wilayah induknya yaitu sekitar BARLINGMASCAKEB (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen). Akan tetapi pada saat keluar wilayah BARLINGMASCAKEB (terutama di lingkungan UNS), dialek banyumasan mengalami pergeseran dialek meliputi dialek modifikasi antara dialek banyumasan dengan dialek Solo (Jawa alus), antara dialek banyumasan dengan Bahasa Indonesia, ataupun antara tiga bahasa yaitu dialek banyumasan, dialek Solo dan Bahasa Indonesia.

×
Penulis Utama : Meidawati Suswandari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K8405024
Tahun : 2009
Judul : Identitas Dialek Banyumasan sebagai Sebuah Konstruksi Budaya (Studi Penggunaan Dialek Banyumasan di Kalangan Mahasiswa Asli Banyumasan yang Belajar di Universitas Sebelas Maret, Surakarta Tahun 2009)
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2009
Program Studi : S-1 Pendidikan Sosiologi Antropologi
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Prodi. Pendidikan Sosiologi Antropologi-K.8405024-2009
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Basuki Haryono, M.Pd
2. Atik Catur Budiati, S.Sos, M.A
Penguji :
Catatan Umum : 2121/2009
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.