RINGKASAN DISERTASI

PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH PADI HITAM DAN PADI AROMATIK UNTUK PERAKITAN PADI HITAM AROMATIK GALUR BARU

Ummi Sholikhah

Nim.T651608011

Kekayaan plasma nutfah padi (Oryza sativa L.) di Indonesia sangat beragam, baik jenis padi lokal maupun jenis unggul hasil pemuliaan tanaman, hal ini dapat ditunjukan dengan koleksi yang terdapat di Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Bogor dan juga koleksi dari Balai Besar Penelitian Padi. Peningakatan konsumsi beras mempengaruhi pola konsumsi dari konsumen. Konsumen akan lebih selektif untuk memilih jenis beras yang dikonsumsi. Kualitas beras yang dapat memberikan pengaruh pada kesehatan menjadi salah satu prioritas dalam memilih beras yang dikonsumsi. Pada saat sekarang Padi hitam mulai digemari oleh masyarakat, hal ini dikarenakan padi hitam sebagai salah satu jenis padi penghasil beras hitam yang memiliki beberapa kelebihan sebagai bahan pangan fungsional karena secara alami beras hitam mengandung senyawa - senyawa fisiologis yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan antosianin pada beras hitam cukup tinggi, yang nampak pada lapisan pericrap sehingga berwarna warna ungu gelap (Nam et al., 2006; Pilpott et al., 2006; Ryu et al., 1998). Antosianin pada beras hitam memiliki kemampuan antioksidan yang cukup tinggi, (Hyun dan Chung, 2004, Karmei et al., 1995), hipoglemia dan efek anti inflamasi, (Tsuda et al., 2002, Tsuda et al., 2003), pigmen antosianin juga efektif mengurangi kadar kolesterol (Lee et al., 2008). Selain kelebihan - kelebihan yang dimiliki oleh padi beras hitam beberapa kelemahan yang sering nampak ditemui adalah produktivitas rendah, habitus tanaman relatif tinggi dan umur tanaman yang panjang. Oleh karena itu perlu adanya upaya khusus untuk meminimalisir kekurangan yang dimiliki oleh padi hitam melalui upaya pemuliaan yaitu disilangkan dengan padi aromatik.

Padi aromatik memiliki keunggulan salah satunya adalah berasnya mengelurkan aroma yang wangi yang berasal dari senyawa 2-asetil-l-pyrroline yang terkandung dalam beras dan hal ini berdampak pada munculnya  aroma harum ketika dimasak. Usaha untuk meningkatkan kualitas serta daya hasil tinggi terhadap komoditas tanaman padi salah satunya dilakukan dengan cara pemuliaan Perkembangan saat ini usaha pemuliaan atau perakitan tanaman padi selain pada upaya untuk mendapatkan tanaman yang memiliki produksi tinggi atau tahan terhadap hama dan penyakit juga mulai dikembangkan kandungan nutrisi dari padi atau beras yang dihasilkan serta mengarah juga pada karakter cooking dan eating quality serta flavor atau aroma dari beras tersebut. Target dari penelitian ini adalah mendapatkan varian galur baru yang memiliki keunggulan baik secara kualitas, kuantitas maupun umur tanaman yang genjah, hasil dari persilangan padi hitam dengan padi aromatik melalui serangkaian pemilihan tetua yang berasal dari beberapa wilayah yang ada di Indonesia dan selanjutnya dilakukan analisis secara morfologi, fisikokimia dan uji molekuler baik dengan RAPD maupun SSR dan juga uji SEM untuk melihat karakter granulnya.

Dari dua puluh primer RAPD yang digunakan untuk mengamplifikasi 10 plasma nutfah padi hitam dan 15 plasma nutfah padi aromatik diperoleh jumlah total pita DNA polymorphic adalah 180 pita DNA sehingga rata - rata tiap primer minimal terdapat 9 pita polymorphic dengan prosentase polymorphism rata – rata sebesar 89,2%. Keragaman genetik dari seluruh plasma nutfah yang dianalisis terlihat cukup tinggi pada koefisien 84% dimana terdapat dua kelompok besar yaitu padi hitam dan padi aromatik dan terbagi lagi menjadi delapan kelompok kecil. Hasil dari analisis filogenetik menunjukan keragaman yang tinggi antara padi hitam dan juga padi aromatik. Pada pengamatan morfologi diketahui bahwa karakter morfologi dari 25 varietas tanaman padi, mulai dari tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen, bobot 1000 biji, bentuk gabah, warna gabah dan warna beras, yang saling berkorelasi atau berpengaruh hal ini menunjukan bahwa peran lingkungan tumbuh dan daerah asal dari masing - masing kultivar yang berbeda dapat berpengaruh terhadap karakter morfologi dari tanaman yang dibudidayakan. Hasil dendogram menegaskan kembali bahwa adanya keberagaman maupun tingkat kemiripan yang berbeda - beda dari masing - masing kultivar yang terbagi menjadi 3 kelompok besar dan dari 3 kelompok besar terbagi lagi menjadi sub - sub kelompok kecil tanaman padi.

Pengamatan fisikokimia menunjukan bahwa antosianin yang paling tinggi nilainya dari 10 kultivar yang diuji adalah H. Toraja, H. Banjarnegara, H. Melik dan yang paling rendah adalah kultivar Here Lahok. Adanya kandungan antosianin yang tinggi pada kultivar padi hitam dapat dijadikan acuan pemilihan tetua untuk perakitan galur baru yang memiliki keunggulan sifat untuk pengembangan kultivar padi. Karakterisasi fisikokimia dari 10 jenis padi hitam dan 15 jenis padi aromatik, hasil analisis PCA dan dendogram terbagi menjadi tiga kelompok. Analisis fisikokimia menjadi salah satu dasar untuk memilih tetua yang akan dijadikan kandidat dalam melakukan persilangan guna mendapatkan kultivar ataupun galur padi yang diinginkan. Hasil hibridisasi dari empat kombinasi persilangan menunjukan tingkat presentase keberhasilan pada kelompok penyerbukan dengan cara tabur dengan nilai presentase keberhasilan dari 32% hingga 68%, dengan rincian PPM X H. PW (36%), H. Bantul X PPM (68%), MPN 05 X HL (50%) , H. PW X Pendok (32%). Sedangkan presentase hasil persilangan dengan cara tempel relatif lebih rendah dengan nilai pada masing - masing kombinasi persilangan adalah  PPM X H. PW (32%), H. Bantul X PPM (30%), MPN 05 X HL (24.8%) , H. PW X Pendok (28%). Total presentase rata - rata keberhasilan persilangan baik dengan cara tempel maupun tabur sebesar 37.6%. Dari data rata - rata yang diperoleh pada keturunan F2 dan F3 menunjukan ada peningkatan kualitas dari tetua yang disilangkan baik pada hasil analisis morfologi maupun analisis fisikokimia dan hal ini menjadi potensi yang besar untuk terus dimurnikan menjadi galur murni yang memiliki sifat unggul stabil.